Nasib Pengrajin Rotan Natuna Kian Miris

Nasib Pengrajin Rotan Natuna Kian Miris

Pengrajin rotan di Natuna. (Foto: Natuna Snapshot)

BATAMNEWS.CO.ID, Natuna - Anyaman rotan sudah menjadi pekerjaan menyenangkan dan tentunya menghasilkan bagi para kaum ibu di Desa Setengar, Kecamatan Bunguran Selatan, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau.

Namun, belakangan geliat kerajinan rotan sedikit lesu, para pengrajin mengaku usaha ini kurang mendapat atensi.

Kerajinan rotan di Desa Setengar mulai ramai digeluti warga sekitar delapan tahun lalu, sekitar 2006, apalagi permintaan pasar cukup besar dan potensial kala itu.

Anyaman rotan dibuat beranekaragam seperti pot bunga, asbak, gantungan baju, rak makanan, tutup makanan, baki hingga berbagai macam hiasan. Sementara harga jual tentu berbanding lurus dengan tingkat kesulitan pembuatannya

Kini tantangan dihadapi pengrajin cukup banyak, selain dituntut kreatif untuk mengikuti perkembangan zaman, mereka juga berhadapan dengan semakin menipisnya stok produksi rotan sebagai bahan baku kerajinan ini.

Bahan baku rotan di Natuna mulai agak sulit didapat. Biasanya untuk mendapatkan bahan baku warga harus menempuh perjalan naik gunung selama 3 jam dan melewati hutan.

Selama produksi kerajinan dan ketersediaan bahan baku bisa seimbang, banyak yang meyakini roda perekonomian warga di sektor kerajinan ini bisa terus tumbuh dan berkembang.

Hasil anyaman rotan ini biasa dijual hingga ke daerah lain di Provinsi Kepri bahkan ke luar negeri. Kadangkala kerajinan ini juga diminta untuk turut serta dalam pameran-pameran berskala lokal hingga nasional. Sayangnya pengerajin harus berjuang sendiri tanpa ada stimulasi dari pemerintah.

 

[sn]

 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews