Dibalik Keindahannya, Ternyata Bunga Rafflesia Menyimpan Mitos Mengerikan

Dibalik Keindahannya, Ternyata Bunga Rafflesia Menyimpan Mitos Mengerikan

Bunga Rafflesia Arnoldii (Foto : ist/liputan6)

BATAMNEWS.CO.ID, Bengkulu - Bunga Rafflesia Arnoldii memiliki keindahan dan keunikan, tapi dibalik keindahan tersebut ternyata menyimpan mitos mengerikan bagi masyarakat suku Rejang dan Suku Serawai Provinsi Bengkulu.

Habitat Bunga Rafflesia Arnoldii banyak terdapat di daerah Bengkulu Tengah, seperti Kepahiang, Rejang Lebong. Daerah tersebut merupakan tempat tinggal suku rejang yang merupakan daerah perbukitan.

Sebagian warga setempat menyebut bunga ikon Bengkulu itu sebagai bunga Bokor Setan. Sebagian lainnya menyebutnya sebagai Ibeun Sekedei atau Cawan Hantu. Penamaan itu merujuk bentuk bunga yang menyerupai bokor atau tempat sirih.

Suku Rejang memercayai bunga tersebut sebagai bokor sirihnya para penunggu hutan, baik itu berupa makhluk mistis maupun hewan buas, seperti harimau. Karena itu, warga Suku Rejang dulunya sangat menghindari bunga Raflesia di tengah hutan.

"Takut terjadi bala. Karena kalau ada bunga itu di dekat desa atau di pinggir hutan, berarti ada harimau atau setan," ujar Saukani Maryanto, warga suku Rejang Utara, seperti dilansir Liputan6.com, Kamis.

Mitos hantu, setan, hingga harimau yang begitu kuat melekat di benak suku Rejang membuat warga selalu menyingkir jika bertemu bunga itu. Tidak ada warga yang berani mengusik karena mereka takut terkena bala. Karena itu, bunga bangkai bisa berkembang baik di kawasan hutan Bengkulu.

Berbeda dengan Suku Rejang, warga Suku Serawai memberikan nama berbeda bagi bunga raksasa tersebut. Masyarakat setempat menyebut Raflesia Arnoldii dengan sebutan Begiang Simpai atau bunga monyet. Penamaan itu merujuk pada keanehan bunga yang tumbuh tanpa musim.

Ketiadaan daun dan akar yang jelas dari bunga ini membuatnya dipercaya sebagai bunga mistis. Sebagian warga menyimpulkan bunga itu selain milik penunggu hutan, juga bunga yang muncul karena sisa makanan monyet.

"Umumnya warga Suku Serawai, tidak akan mengusik bunga ini. Karena percaya bunga ini, kalau tidak membawa keberuntungan, pasti membawa kesialan," ujar Noca Alinin, warga desa Ulu Talo Kabupaten Seluma.

 

Sumber : Liputan6.com

[is]


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews