Dugaan Money Politik di Lingga: Tim Sukses Sebut Dapat Uang Rp 2 Juta dari Caleg

Dugaan Money Politik di Lingga: Tim Sukses Sebut Dapat Uang Rp 2 Juta dari Caleg

Kisah tim sukses bagikan uang untuk meraup suara di desa-desa.

Lingga, Batamnews - Satu per satu kasus dugaan money politik di Kabupaten Lingga mulai terungkap, menggugah perhatian publik akan praktik yang merusak demokrasi ini. 

Salah satunya, Calon Anggota Legislatif dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) bernama Muksin, mengaku mendengar langsung pengakuan dari salah satu tim pemenangan dari partai yang berkuasa di Kabupaten Lingga saat ini.

Muksin menyatakan, "Saya dengar langsung dari tim mereka, ada tim yang mengaku dapat uang sampai dua juta untuk dibagikan ke masyarakat agar memilih calon tertentu." 

Kejadian ini diketahui terjadi di Dusun Limas, Desa Tajur Biru, Kecamatan Temiang Pesisir, Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau.

Baca juga: Politisi Partai PKB Dapil 2 Senayang Kecam Money Politik Massif di Kabupaten Lingga

Pernyataan ini sangat disayangkan oleh Muksin, karena dampaknya dapat merusak proses pembangunan di Kabupaten Lingga ke depannya. 

Dia khawatir sebagian besar anggota DPRD Kabupaten Lingga yang akan duduk di kursi nantinya, lahir dari praktik politik yang tidak benar, yaitu membeli suara masyarakatnya untuk dapat duduk di kursi DPRD.

"Bagaimana kampung kita ini, kalau yang duduk itu dari hasil membeli harga diri masyarakat," tandasnya.

Pihak lain juga mengungkapkan hal serupa, salah satunya Tim Pemenangan Partai Golkar di Dapil 4 Kecamatan Kepulauan Posek. 

Mereka mengaku bahwa pada malam sebelum pemilihan, salah satu Calon Anggota Legislatif dari Partai yang berkuasa saat ini menawarkan uang sebesar lima ratus ribu untuk setiap kepala keluarga.

Baca juga: Partai Gerindra Temukan Dugaan Kecurangan Netralitas di Dapil 2 Kabupaten Lingga

Meskipun tim tersebut menolak tawaran tersebut karena sudah berkomitmen dengan partainya, namun pada kenyataannya, di lapangan pada pagi pemilihan, beredar informasi bahwa mereka diarahkan oleh oknum pemerintah desa untuk memilih salah satu calon dari partai yang berkuasa saat ini.

"Iya, ada orang desa yang mengarahkan untuk memilih salah satu Caleg dan dari saudara saya bilang dapat uang 400 ribu untuk memilih salah satu calon," ungkap salah satu anggota tim pemenangan tersebut.

Kejadian-kejadian seperti ini menunjukkan bahwa praktik money politik masih menjadi masalah serius dalam proses demokrasi di Indonesia, khususnya di Lingga. Diperlukan tindakan tegas dari pihak berwenang untuk mengatasi dan memberantas praktik ini agar proses demokrasi dapat berjalan dengan jujur, adil, dan transparan.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews