Ribuan Tentara Penjajah Ditarik dari Gaza, Israel Kalah Perang?

Ribuan Tentara Penjajah Ditarik dari Gaza, Israel Kalah Perang?

Fitraini Melayu. (Foto: dok.Pribadi)

Oleh: Fitraini Melayu

PASUKAN penjajah Israel telah memutuskan untuk menarik ribuan tentaranya dari medan pertempuran di Jalur Gaza.  Aljazirah melaporkan, berdasarkan pernyataan dari juru bicara IDF Daniel Hagari, penarikan tentara yang berasal dari lima brigade tempur tersebut untuk membantu pemulihan ekonomi domestik di Israel. 

Laman Palestina Chronicle menjelaskan, lima brigade yang ditarik yakni brigade cadangan ke-551 dan ke-114 serta tiga brigade pelatihan. Yedioth Ahronoth melaporkan dalam situs berbahasa Inggrisnya bahwa penarikan tentara dengan jumlah sebanyaknya itu karena tidak diperlukan lagi banyak tentara di Gaza mengingat sebagian dan tengah Jalur Gaza. 

Meski demikian, dari sekitar 17 brigade yang beroperasi di Gaza, empat brigade masih bertempur di bagian utara dan pertempuran di sana masih jauh dari selesai. Terlebih lagi, pertempuran di Gaza tengah belum melampaui perbatasan timur kamp pengungsi Al-Bureij. Beberapa brigade tentara Israel telah mencoba untuk menyerang kamp tersebut akan tetapi gagal menguasai wilayah yang hanya seluas beberapa kilometer persegi.

Belum ada pertempuran serius yang terjadi di Nuseirat, Maghazi atau Deir Al-Balah, yang terus menjadi sasaran pengeboman dan pembantaian tanpa henti, meskipun benar bahwa tujuh brigade dilaporkan bertempur di wilayah Khan Younis di selatan, mereka belum mencapai kemajuan militer yang signifikan. 

Berdasarkan laporan reporter Aljazirah, awal tahun baru pada 1 Januari ini diwarnai pertempuran hebat di Khan Younis. Selama berpekan-pekan, media Israel telah mengisyaratkan bahwa pertempuran tahap ketiga akan segera dimulai. 

Fase ketiga tidak selalu berarti bahwa fase pertama dan kedua telah berhasil, meskipun pemerintah Israel ingin rakyatnya mempercayai hal ini. Tahap ketiga dapat dianggap sebagai upaya untuk mengambil langkah ke depan, seperti memberikan kesan bahwa perang berjalan sesuai rencana.

Permasalahan yang dihadapi militer Israel, sejak hari pertama perang, adalah tidak pernah ada rencana militer yang jelas untuk mencapai tujuannya yaitu menghancurkan dan membubarkan Hamas serta menduduki kembali jalur Gaza. 

Kemarin, perdana Menteri Israel yang berhaluan sayap kanan, Benjamin Netanyahu, bersumpah untuk melanjutkan perang selama ‘’berbulan-bulan lagi.” Pengumuman pengurangan jumlah tentara yang signifikan menunjukkan bahwa pernyataan Netanyahu sebagian besar di tujukan untuk konsumsi lokal. 

Situs berita Walla melaporkan bahwa pasukan tambahan kemungkinan besar juga akan di tarik keluar dari Gaza pekan depan. Jika terus begini, perang Israel di Gaza di prediksi tidak akan lagi seperti sekarang. Tentara Israel memang terkena pukulan telak dalam perang kali ini. 

Jumlah tentara Israel yang tewas mencapai lebih dari 500 orang sejak serangan 7 Oktober. Kematian tersebut juga di tambah peningkatan jumlah tentara yang terluka. Belum lagi, ratusan kendaraan tempur yang di hancurkan Hamas selama perang. 

Bloomberg melaporkan, peningkatan pesat jumlah korban luka di kalangan tentara Israel mengerek “biaya yang tidak terlihat” dalam perang tersebut. Ketua Organisasi Veteran Penyandang Disabilitas, Edan Kleiman, mengatakan kepada Bloomberg, jumlah korban cedera mungkin akan meningkat menjadi sekitar 20.000 jika tentara yang mengalami trauma dihitung. 

Dalam konteks ini, ilmuwan politik Israel dan Profesor kebijakan militer publik, Yagi Levy, mengatakan bahwa ‘’Akan ada dampak jangka panjang jika kita melihat banyaknya penyandang disabilitas yang harus di rehabilitas oleh Israel, yang juga dapat menimbulkan masalah ekonomi. Sebagai masalah sosial.’’ 

Terlepas dari jenis brigadenya, Al-Duwairi melihat keputusan tersebut sebagai konfirmasi bahwa Israel ‘’Tidak lagi mampu melanjutkan perang, baik secara militer maupun ekonomi, terutama karena pasukan cadangan terdiri dari orang-orang yang mewakili tulang punggung perekonomian Israel,’’.

Bahkan jika Israel melanjutkan perang, mereka akan mundur ke zona penyangga yang di bicarakan, kata pakar strategis tersebut, yang menegaskan bahwa semua data menunjukkan bahwa Hamas akan tetap ada dan tidak akan dilucuti, seperti yang di janjikan Netanyahu. 

Masih bertahannya Hamas itu terbukti dengan serangan roket yang masih di lancarkan Hamas ke kota-kota Israel. Sirine terdengar di seluruh Israel memperingatkan adanya roket yang terbang di atas Tel Aviv, Gush dan pinggiran Gaza. Lebih dari 20 rudal ditembakkan kea arah Tel Aviv, 10 diantaranya berhasil di cegat, menurut situs berita Israel. 

Sebuah pecahan rudal jatuh di Rumah Sakit Kapalan di Rehovot, tidak menimbulkan korban jiwa. Wael al-Dahdouh dari Aljazirah juga melaporkan bahwa pertempuran sengit kemarin terjadi di antara kelompok bersenjata Palestina dan tentara Israel di Pusat Khan Younis. 

Pertempuran darat di sertai dengan pemboman udara dan artileri Israel yang berulang-ulang. Selama lebih dari sebulan, pasukan Israel telah mencoba untuk maju menuju pusat kota Khan Younis dari beberapa titik, namun mendapat perlawanan keras dari kelompok bersenjata Palestina.

Penulis adalah Mahasiswi Program Studi Sosiologi STISIPOL Raja Haji.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews