Mengarungi Kisah Kekayaan Budaya Kepri Lewat Irama Joget Dangkong

Mengarungi Kisah Kekayaan Budaya Kepri Lewat Irama Joget Dangkong

Joged Dangkong di Lingga. (Foto: Asrul/Batamnews)

Lingga, Batamnews - Joget Dangkong, sebuah tarian kebudayaan yang mendalam dari masyarakat Melayu, menjadi ciri khas yang tak terlupakan dari Kepulauan Riau (Kepri). 

Berkembang sejak zaman kerajaan Melayu Bentan hingga era tahun 1960-an, keindahan seni ini terus hidup dalam upacara adat dan hiburan masyarakat modern.

Menurut Dian Febrinata, seorang pemain musik dan pelestari Joget Dangkong dari Kabupaten Lingga, pada masa lalu, tarian ini sering menghiasi acara kerajaan. Namun, kini fungsinya telah meluas, tampil pada acara pemerintahan, pernikahan, dan berbagai acara hiburan. 

"Sekarang, kami tampil saat dipanggil untuk berpartisipasi, terutama dalam acara pernikahan dan pemerintahan," ungkapnya.

Baca juga: Ambung, Warisan Budaya Melayu Lingga yang Kaya Fungsi dan Sejarah

Joget Dangkong tidak hanya mempertahankan tradisi, tetapi juga mengalami evolusi dengan menyertakan unsur musik modern. Meskipun demikian, para seniman tetap menjaga keaslian dan akar budayanya. Instrumen seperti gendang, gong, tabla, dan biola menjadi bagian tak terpisahkan dari tarian ini.

"Kami bisa menambahkan unsur musik modern, tapi tetap menjaga akarnya," tambah Dian.

Lagu yang sering dibawa pada umumnya Dendang Sayang sebagai pembuka, terus disambung dengan Serampang Laut, dan ditambah dengan lagu-lagu sekarang. 

Joget Dangkong memiliki daya tarik khusus dengan lagu-lagu yang rancak, dirancang khusus untuk menghibur masyarakat. Alat musik dasar yang digunakan dalam Joget Dangkong melibatkan ketipung, gendang, gong, dan biola. Keempat instrumen ini membentuk dasar dari keindahan musik dalam tarian ini.

Lebih menariknya lagi, dalam Joget Dangkong, selalu diisi oleh penari berusia lanjut. Meskipun generasi muda turut berpartisipasi, namun demi memelihara keaslian budaya, penari senior tetap menjadi pilihan utama.

Baca juga: Lingga Raih Rekor MURI Pemakaian Tudung Manto Terbanyak di Pawai Budaya HUT Ke-20

"Penari kami berasal dari berbagai kalangan, termasuk anak-anak muda. Namun, di Lingga, kehadiran penari senior menjadi ciri khas yang kami pertahankan untuk merawat keberlanjutan budaya," kata Zulaiha, seorang penari Dangkong senior.

Dengan bangga, Zulaiha berbagi pengalamannya dalam bermain Dangkong yang sering membawanya ke berbagai pulau di Kepulauan Riau. 

"Saya dahulu sering bermain hingga ke pulau yang berdekatan dengan Batam. Kami benar-benar menikmati keliling pulau dengan kegembiraan yang tak terlupakan," ucapnya.

Meskipun zaman terus berubah, Joget Dangkong tetap menjadi bagian hidup dan penuh kebanggaan dalam kebudayaan Kepulauan Riau. Seni ini terus berkembang, menggoda generasi-generasi baru untuk menjaga dan mewariskan keindahan budaya yang tak ternilai harganya.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews