Lorong Bintan Tanjungpinang Kawasan Wisata Kota Lama yang Terus Menata Diri

Lorong Bintan Tanjungpinang Kawasan Wisata Kota Lama yang Terus Menata Diri

Suasana lorong Bintan di waktu malam

Tanjungpinang, Batamnews - Kota Tanjungpinang, yang terletak di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), semakin dikenal luas sebagai destinasi wisata yang kaya akan sejarah dan budaya. Salah satu tempat menarik yang dapat dikunjungi oleh para wisatawan adalah Lorong Bintan, yang terletak di Jalan Bintan Kota Lama.

Lorong Bintan memiliki sejarah yang panjang, yang bermula sejak berdirinya Kerajaan Riau-Lingga. Saat ini, tempat ini dielola oleh kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Bertuah dan Cermin Indah, yang bergabung dalam Studio dan Cafe Anggrek.

Melly Hadi, salah satu pengelola Lorong Bintan, menjelaskan bahwa mereka menawarkan berbagai paket wisata yang mencakup aspek edukasi, kuliner khas Tionghoa, dan 26 spot foto menarik di lorong ini. 

Bagi mereka yang tertarik pada wisata edukasi, pengunjung dapat memperoleh pengetahuan tentang lingkungan dan cara menanam anggrek menggunakan bahan daur ulang seperti kayu dan pohon.

Melly menyatakan, "Salah satunya adalah membuat media tanaman itu, pot nya dari bahan-bahan limbah yang kita anyam dan dibentuk lebih menarik agar menjadi barang yang memiliki nilai jual cukup lumayan." 

Baca juga: Now And Then Dirilis Setelah 4 Dekade, Bakal Jadi Lagu Terakhir The Beatles

Selain wisata edukasi, Lorong Bintan juga menawarkan pengalaman seni visual yang menarik. Mereka telah bekerja sama dengan Bank Indonesia untuk menciptakan 26 lukisan mural yang menghiasi dinding-dinding rumah masyarakat di lorong tersebut. 

Lukisan-lukisan mural ini menggambarkan kehidupan sosial masyarakat Tionghoa dari masa lalu hingga kini. Pengunjung juga dapat berpose seperti berada pada masa lalu dengan meminjam pakaian tradisional Tionghoa seperti cheongsam dan hanfu. Semua ini bisa dinikmati dengan membayar Rp25 ribu.

Lorong Bintan juga memiliki Cafe Studio Anggrek yang menyajikan beragam kuliner khas Tionghoa seperti dimsum, gyoza, dan nasi goreng gonggong, serta tradisi minum teh ala Tionghoa yang dapat dinikmati dalam suasana kebersamaan bersama keluarga atau teman.

"Menu yang disajikan ini menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan, yang menurut saya belum ada," tambah Melly.

Studio dan Cafe Anggrek buka setiap hari dari pukul 10.00 WIB hingga 22.00 WIB, dan terletak di Jalan Merdeka, kota lama. Tempat ini juga menyediakan fasilitas untuk rapat, podcast, dan green screen yang dapat digunakan untuk menghasilkan ide-ide kreatif.

Selain itu, pengunjung juga dapat membeli oleh-oleh makanan khas Tanjungpinang di toko yang tersedia di tempat tersebut.

Muhammad Nazri, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Tanjungpinang, menekankan bahwa pariwisata adalah andalan penting dalam meningkatkan perekonomian daerah dan masyarakat. Namun, pengembangan sektor pariwisata memerlukan keterlibatan aktif masyarakat, swasta, dan pemangku kepentingan.

Baca juga: Basyarudin Idris Tantang Wali Kota Batam Buka Terang-terangan Soal Tudingan Aksi Demo Pulau Rempang

Salman, Kepala Bidang Destinasi dan Pemasaran Pariwisata, menekankan peran kelompok sadar wisata (Pokdarwis) dalam mengembangkan pariwisata di Kota Tanjungpinang. Saat ini, sudah ada 18 Pokdarwis yang tersebar di berbagai kelurahan.

Pokdarwis ini menjadi salah satu langkah efektif dalam pengembangan kepariwisataan di kota ini, karena mereka dapat merencanakan program bersama masyarakat setempat, yang diselaraskan dengan program pemerintah daerah. Dengan demikian, mereka dapat menciptakan kegiatan yang memberikan manfaat bagi warga setempat.

Disbudpar terus memberikan dukungan kepada Pokdarwis dalam upaya pengembangan destinasi wisata, dengan melibatkan juga sektor UMKM dalam proses ini. Semua ini bertujuan untuk memastikan keberhasilan jangka panjang pengembangan pariwisata di Kota Tanjungpinang.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews