Lebih Ekonomis, Masyarakat Natuna Tetap Pilih Minyak Tanah Dibanding LPG

Lebih Ekonomis, Masyarakat Natuna Tetap Pilih Minyak Tanah Dibanding LPG

Ilustrasi.

Natuna, Batamnews - Belum terlaksananya konversi minyak tanah ke gas Liquified Petroleum Gas (LPG) di Natuna, menurut Kabag Ekonomi dan Sumber Daya Alam (SDA) Kabupaten Natuna, Wan Syazali, diperkirakan akan memiliki dampak yang signifikan bagi masyarakat.

Hal ini disebabkan oleh tingginya harga jual gas LPG di daerah ini dan penghapusan subsidi minyak tanah oleh Pemerintah.

Masyarakat Natuna masih cenderung menggunakan minyak tanah karena dianggap lebih ekonomis. "Konversi ke gas LPG akan menghilangkan subsidi minyak tanah," kata Syazali, Kamis (19/10/2023) kemarin.

Baca juga: Pemda Natuna Akan Bangun Lapangan Bola Standar Nasional Tahun 2024 dengan Anggaran 4,5 Miliar    

Ia menekankan perlunya survei dan pemahaman yang baik terkait konversi gas LPG kepada masyarakat sebelum melakukan konversi minyak tanah ke gas. "Di sini masih banyak yang menggunakan minyak tanah untuk memasak," tambah Syazali.

Namun, jika masyarakat Natuna menginginkan konversi, Pemerintah daerah dapat mengusulkan kepada Pemerintah pusat. "Kalau masyarakat kita mau konversi gas LPG, tinggal kita ajukan ke Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)," ungkap Syazali.

Wan Syazali juga menyebutkan bahwa tantangan dalam transportasi menjadi faktor yang memengaruhi pasokan gas LPG ke Natuna, terutama saat musim utara ketika kapal-kapal tidak dapat berlayar.

Di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), hanya Kabupaten Natuna dan Anambas yang belum mengkonversikan ke gas LPG. "Jika sudah dikonversikan ke gas LPG, maka harga minyak tanah akan meningkat karena sudah tidak lagi disubsidi," pungkasnya.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews