Harga Emas Hari ini Diprediksi Semakin Menguat Akibat Sentimen Konflik Israel-Hamas

Harga Emas Hari ini Diprediksi Semakin Menguat Akibat Sentimen Konflik Israel-Hamas

Ilustrasi emas

Jakarta, Batamnews - Harga emas diperkirakan akan mengalami penguatan pada hari ini seiring dengan adanya sentimen konflik antara Israel dan Hamas. 

Menurut laporan dari Bloomberg, pada perdagangan akhir pekan Jumat, 13 Oktober 2023, kontrak emas paling aktif untuk pengiriman bulan Desember di divisi Comex New York Exchange mengalami kenaikan sebesar US$58,50 atau 3,11%, mencapai level US$1.941,50 per troy ounce. Harga emas spot juga naik sebesar 3,42% ke level US$1.932,82 per troy ounce.

Analisis oleh ahli komoditas, Lukman Leong, menjelaskan bahwa faktor utama yang mempengaruhi kenaikan harga emas global saat ini adalah perang antara Israel dan Hamas. 

Dengan absennya data ekonomi penting dari Amerika Serikat (AS) dalam pekan depan, perang Israel-Hamas diidentifikasi sebagai sentimen utama yang dapat memicu kenaikan harga emas. 
"Apabila perang semakin memanas dengan serangan darat Israel, maka harga emas akan kembali naik karena permintaan safe haven investor," kata Lukman.

Baca juga: Daftar 101 Pinjaman Online Legal OJK Terbaru 2023: Pastikan Keamanan Keuangan Anda

Leong juga mencatat bahwa perang Israel-Hamas telah menyebabkan imbal hasil obligasi AS atau US Treasury Yield mengalami penurunan, yang pada gilirannya mendukung kenaikan harga emas. 

Menurut data dari Investing, pada penutupan Jumat, 13 Oktober 2023, yield obligasi AS dengan tenor 10 tahun mengalami koreksi sebesar 1,71%, mencapai level 4,61%.

Leong mengakhiri analisisnya dengan memprediksi bahwa harga emas diperkirakan akan kembali melampaui angka US$1.900, dengan level support berada di US$1.850 dan resistance di US$1.950 per troy ounce.

Sebelumnya, pada perdagangan sesi sebelumnya, Kamis, 12 Oktober 2023, harga emas di pasar spot mengalami penurunan sebesar 0,3% menjadi US$1.868,79 per troy ounce setelah mencapai level tertinggi sejak 27 September pada awal sesi perdagangan. 

Baca juga: Rupiah Hari Ini Capai Rp15.720 Akibat Data Inflasi AS yang Melampaui Ekspektasi

Harga emas berjangka AS juga ditutup melemah sebesar 0,2% pada angka US$1.883 per troy ounce setelah rilis data inflasi AS.

Data yang dirilis oleh Departemen Tenaga Kerja AS mengungkapkan bahwa Indeks Harga Konsumen AS (CPI) untuk bulan September 2023 mengalami kenaikan sebesar 0,4%, setelah naik sebesar 0,3% pada bulan Agustus. 

Namun, secara tahunan, harga konsumen mengalami penurunan dari puncaknya sebesar 9,1% pada bulan Juni 2022.

Akibat dari data tersebut, para pelaku pasar memproyeksikan kemungkinan sebesar 38% terhadap kenaikan suku bunga pada bulan Desember oleh Bank Sentral AS Federal Reserve (The Fed), menurut alat CME Fedwatch, dibandingkan dengan sekitar 28% kemungkinan yang terlihat sebelum laporan tersebut dirilis.

Sebagai informasi, suku bunga The Fed atau Fed Fund Rate (FFR) saat ini masih tetap pada level 5,25% - 5,5% setelah rapat FOMC pada bulan September 2023. Namun, The Fed masih memproyeksikan kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin sekali lagi, mencapai level 5,75% hingga akhir tahun untuk menahan laju inflasi.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews