Orangtua Ceritakan Sebelum Tsaqif Pergi ke Kampus dan Tenggelam Saat Ujicoba

Orangtua Ceritakan Sebelum Tsaqif Pergi ke Kampus dan Tenggelam Saat Ujicoba

Nofrizal, orangtua Tsaqif saat memperlihatkan medali milik anaknya (Foto: Batamnews)

Batam, Batamnews.co.id - Rumah orangtua Muhammad Tsaqif Nofriza (20), di Griya Batuaji Asri, Batuaji, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau, masih diselimuti duka. Sejumlah keluarga dan ucapan duka cita masih mengalir.

Tenda duka cita masih terpasang. Beberapa ucapan duka cita dengan papan bunga masih terlihat di sekitar rumah. Tsaqif kemudian dimakamkan di TPU Sei Temiang, pada pukul 14.00 WIB.

Ayah Tsaqif, Nofrizal, tak menyangka mendapat kabar buruk terkait tenggelamnya anaknya di Danau Empang Greenland, Batam Centre, Kec. Batam Kota, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau, pada 25 September.

Pagi hari menurut orangtua, Nofrizal, anaknya hanya pamit ke kampus, seperti hari-hari biasa lainnya. "Tapi dia tidak ada pamit mau ujicoba itu ke danau tapi mau ke kampus ada pamit. Itu udah tiga kali ujicoba, dan dia cuma cerita kalau mau ikut lomba di UI Depok bulan 10 (Oktober)," ujar Nofrizal kepada Batamnews.co.id, Rabu, 27 September 2023.

Ia mendapat kabar dari teman-teman Tsaqif. "Saya diberitahu teman kampusnya," ujar Nofrizal.

Namun mengenai ujicoba tersebut Tsaqif sudah memberitahu. Tsaqif merupakan salah satu anggota tim lomba Kapal Cepat Tanpa Awak di Jakarta pada bulan Oktober nanti. Namun ia tak tahu kegiatan pada hari itu.

Mengetahui Musibah dan Buru-buru ke Lokasi

Nofrizal juga tak tahu persis seperti apa kronologi kejadian tersebut. "Mungkin kawan-kawannya lebih tahu," ujar Nofrizal didampingi istrinya. Nofrizal mendapat informasi musibah tersebut sekitar pukul 17.24 WIB. Ia kemudian bergegas dari tempat kerja dan pergi ke lokasi kejadian.

"Kawan-kawan dia yang memberitahu kabar tersebut, mungkin kawannya satu fakultas," ujar Nofrizal. Sebelum magrib, Nofrizal tiba di lokasi kejadian. "Yang telepon bilang, 'Ibu kami jemput ya?'. Emang kenapa anak saya?. 'Tsaqif tadi ujicoba?'. Emang kenapa anak saya?" ujar istri ibu dari Tsaqif.

Nofrizal dan istrinya mengungkapkan kecewa juga terhadap petugas karena menghentikan pencarian pada pukul 00.00 WIB. Selain itu ia juga tak diperbolehkan ikut mencari anaknya.

"Kenapa dibatasi proses pencarian. Padahal kan itu tugasnya Basarnas. Seharusnya ada shiftnya. Saya juga tak boleh ikut mencari. Prosedurnya begitu katanya, tapi saya sebagai seorang ayah punya kontak batin dengan anak saya. Saya pandai berenang, kalau pakai tali kan bisa. Badan saya masih kuat, masih fokus tapi tidak diperbolehkan sama Basarnas," ujar Nofrizal.

Nofrizal yakin anaknya tak jauh dari lokasi tenggelam. "Kan itu danau bukan laut. Jadi gak mungkin dibawa arus, jadi gak akan jauh dari sana," ujar Nofrizal.

Ia mengatakan, sudah ikhlas pada saat itu namun ia masih mempertanyakan kenapa pencarian cukup lambat. Orangtua Tsaqif berharap kejadian serupa tak terulang lagi.

Pihak kampus juga harus memperhatikan keselamatan mahasiswa pada saat melakukan ujicoba-ujicoba atau lainnya. "Pembimbingnya harus memberikan SOP saat ujicoba, kalau tenggelam wajib pakai pelampung atau life jacket," ujar Nofrizal. 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews