Batam, Batamnews - PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) selaku operator Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) mengusulkan tarif termurah untuk kelas ekonomi dalam perjalanan satu arah dari Jakarta ke Bandung atau sebaliknya sebesar Rp 250 ribu. 

Untuk tarif yang mencakup integrasi penuh dengan LRT dan kereta feeder menuju Kota Bandung, tarifnya adalah sebesar Rp 300 ribu.

Saat ini, KCJB tengah dalam tahap uji coba publik secara terbatas sebelum diresmikan untuk masyarakat pada 1 Oktober 2023 mendatang. Uji coba awal ini melibatkan warga yang tinggal di sekitar jalur kereta yang terdampak oleh proyek pembangunan KCJB.

Baca juga: Rencana Pemekaran Wilayah, Kota Duri dan Kabupaten Rokan Darussalam di Riau Bakal Jadi DOB

Salah satu warga terdampak, Arroyantoro, memiliki kesempatan untuk mencoba kereta cepat pertama di Asia Tenggara ini. Meskipun merasa nyaman dan senang dengan pengalaman tersebut, Arroyantoro berharap agar tarif KCJB bisa lebih terjangkau, yakni sekitar Rp 100 ribu.

"Kalau memang ini, mungkin 50% ya, Rp 100 ribu mungkin jadi ramai. Karena saingannya kita ada travel-travel juga gitu kan, ada Kereta Jakarta-Bandung," ungkap Arroyantoro di Stasiun Tegalluar, Bandung, pada Jumat (15/9/2023).

Menurutnya, tarif yang akan ditawarkan nantinya akan menjadi pilihan bagi setiap individu. Namun, bagi mereka yang mengutamakan kecepatan, KCJB menjadi salah satu pilihan terbaik karena perjalanan dari Jakarta ke Bandung hanya membutuhkan waktu 45 menit.

Pendapat serupa juga diungkapkan oleh Ida, seorang warga terdampak lainnya yang turut mencoba KCJB. Ida berharap agar tarif KCJB dapat disesuaikan dengan kantong seorang ibu rumah tangga, yaitu sekitar Rp 200 ribu.

Baca juga: Suami di Tanjungpinang Menusuk Istri Hingga Luka Parah karena Cemburu

"Harapannya jangan mahal-mahal. Kalau Rp 250 ribu itu kan sudah untuk kelas pebisnis kali ya, kalau ibu rumah tangga kan juga pada pengin tuh. Bisa lah kalau Rp 200 ribuan," katanya seperti dilansir cnbc indonesia, Sabtu (16/9/2023).

Selama pengujian kereta cepat hari ini, baik Ida maupun Arroyantoro merasa senang karena perjalanannya berlangsung dengan lancar dan nyaman meskipun dengan kecepatan tinggi. 

Oleh karena itu, moda transportasi ini akan menjadi salah satu alternatif kendaraan publik yang mereka pertimbangkan untuk perjalanan ke Bandung.