Rupiah Logam Tidak Diminati di Dobo, Masyarakat Lebih Memilih Uang Kertas

Rupiah Logam Tidak Diminati di Dobo, Masyarakat Lebih Memilih Uang Kertas

Di Dobo, Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku, uang logam tidak laku, warga lebih senang menerima uang kertas (ilustrasi)

Dobo, Batamnews - Di Dobo, Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku, rupiah logam tidak lagi menjadi pilihan utama masyarakat untuk bertransaksi. Sebaliknya, mereka lebih cenderung menggunakan uang kertas.  

Edwar, seorang kuli pelabuhan, mengatakan bahwa keadaan ini sudah berlangsung cukup lama. Masyarakat di Dobo lebih memilih tidak menggunakan uang logam dalam bertransaksi.

"Di sini tidak ada yang menggunakan uang logam," ujar Edwar seperti dilansir cnbcindonesia, Senin (4/9/2023).

Baca juga: Gangguan Air Batam: Pipa Bocor Botania 1 Diperbaiki, Air Mati ke Pelanggan

Meskipun mengetahui bahwa uang logam tersebut masih berlaku, Edwar tidak tahu mengapa masyarakat di Dobo enggan menggunakannya. Namun, karena tidak ada yang menerima uang logam, dia dan yang lainnya akhirnya mengikuti tren tersebut.

"Saya tidak tahu alasannya, tetapi orang-orang di sini sudah lama tidak mau menerimanya," jelasnya.

Menurut Edwar, transaksi di Dobo hanya menggunakan uang kertas, seperti pecahan Rp100.000, Rp50.000, Rp20.000, Rp10.000, Rp5.000, Rp2.000, dan Rp1.000.

"Kami hanya menggunakan uang kertas, dengan pecahan terkecil yaitu Rp1.000. Jika kami menerima kembalian, itu pun dalam bentuk uang Rp1.000, jika tidak, kami menerimanya dalam bentuk permen saja," kata Edwar.

Baca juga: Benarkah Tidak Ada Korban Love Scamming di Batam?

Situasi ini sudah menjadi perhatian Bupati Kepulauan Aru, Johan Gonga. Meskipun telah dilakukan sosialisasi berkali-kali, masyarakat tetap enggan menggunakan uang rupiah logam.

"Jadi, meskipun telah disampaikan berkali-kali, mereka tetap tidak mau menerima uang logam," ungkap Johan ketika menyaksikan penukaran uang.

Dampak dari situasi ini, menurut Johan, adalah potensi terjadinya inflasi. "Misalnya, jika harga suatu barang adalah Rp12.500 dan ada kembalian Rp500, jika uang logam tidak diterima, maka pembayaran akan dibulatkan menjadi Rp13.000," jelasnya.

Bank Indonesia (BI) sekarang berada di Dobo untuk memfasilitasi penukaran uang. Selain uang yang tidak layak beredar, seperti yang rusak, sobek, atau lusuh, BI juga menerima pecahan uang rupiah logam.

Baca juga: Jalan Pos Kota Tua Tanjungpinang: Sejarah Kantor Pos dan Transportasi Terawal

"Untuk semua orang yang ingin menukar uang, silakan bawa uangnya ke sini. Kami akan menukarkannya di sini," kata Alnopri Hadi, Ketua Tim Rombongan Ekspedisi Rupiah Berdaulat pada kesempatan yang sama.

Total uang yang dibawa dalam bentuk pecahan rupiah baru adalah sebesar Rp4 miliar, meliputi pecahan Rp100.000, Rp50.000, Rp20.000, Rp10.000, Rp5.000, Rp2.000, dan Rp1.000.

Uang tersebut disimpan rapi dalam 6 kontainer dan 32 kardus, dan dibawa dari Ambon menggunakan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) dr. Wahidin Sudirohusodo 991 yang dikawal ketat oleh TNI AL.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews