Generasi Stroberi: Tantangan Pengasuhan dan Pola Asuh yang Seimbang dalam Membesarkan Anak-Anak

Generasi Stroberi: Tantangan Pengasuhan dan Pola Asuh yang Seimbang dalam Membesarkan Anak-Anak

Ilustrasi

Jakarta, Batamnews — Istilah "generasi stroberi" semakin mendapatkan perhatian akhir-akhir ini, merujuk pada anak-anak dan remaja yang dianggap kesulitan dalam menghadapi tantangan kehidupan. 

Istilah ini muncul sebagai hasil dari pola pengasuhan yang berlebihan, terutama praktik "helicopter parenting," di mana orang tua cenderung terlalu protektif terhadap anak-anak mereka.

Dr. Piprim Basarah Yanuarso, Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), menjelaskan bahwa fenomena generasi stroberi muncul dari dua ekstrem perilaku orang tua. 

Di satu sisi, ada orang tua yang terlalu abai terhadap perkembangan anak, sementara di sisi lain, ada orang tua yang terlalu ikut campur dalam setiap aspek kehidupan anak. 

"Keseimbangan antara memberikan bantuan dan memberi ruang kepada anak untuk mengatasi masalah serta membuat keputusan sendiri sangat penting," kata dr. Piprim dalam pertemuan melalui platform Zoom.

Baca juga : Revitalisasi Pulau Penyengat: Membuka Peluang Pariwisata Religi dan Warisan di Kepulauan Riau

Menurut dr. Piprim, penting bagi anak-anak untuk menghadapi tantangan dan risiko dalam kehidupan mereka. 

"Orang tua harus memberikan dukungan, tetapi juga memungkinkan anak untuk tumbuh melalui pengalaman dan belajar dari kegagalan," jelasnya. 

Ia menekankan bahwa keberhasilan dan prestasi tidak boleh menjadi satu-satunya fokus. Memahami proses perkembangan anak dan memberikan kesempatan bagi mereka untuk mengambil tanggung jawab adalah hal yang lebih penting.

Baca juga : Stabilitas Pasokan Beras di Pasar Bintan Centre: Bulog Pantau Kenaikan Harga

Pengaruh perilaku "helicopter parenting" juga menciptakan dampak pada anak-anak di lingkungan sekolah. dr. Piprim mengungkapkan bahwa dalam beberapa kasus, orang tua bahkan turut campur dalam urusan sekolah anak, yang dapat mengganggu perkembangan kemandirian anak. 

Ia menyatakan bahwa peran guru dan sekolah dalam mendisiplinkan anak tetap penting, dan tindakan agresif terhadap guru hanya akan merugikan perkembangan mental anak.

Pada tahap remaja, anak-anak mengalami peralihan menuju masa dewasa yang melibatkan banyak perkembangan fisik dan mental. dr. Piprim menegaskan pentingnya pemahaman orang tua terhadap tahap ini dan bagaimana mereka dapat mendukung perkembangan kesehatan fisik dan mental remaja.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews