PT BIB Respon Perselisihan Taksi Pangkalan dan Online di Bandara Hang Nadim Batam

PT BIB Respon Perselisihan Taksi Pangkalan dan Online di Bandara Hang Nadim Batam

Direktur Utama PT BIB, Pikri Ilham Kurniansyah. (Foto: Arjuna/Batamnews)

Batam, Batamnews - Persaingan antara taksi pangkalan dan taksi online di Bandara Hang Nadim Batam, Kepulauan Riau (Kepri), terus menjadi sorotan. PT Bandara Internasional Batam (BIB) selaku pengelola bandara memberikan tanggapannya terkait regulasi transportasi di area tersebut.

Konflik antara penyedia jasa taksi pangkalan dan taksi online sering kali terjadi, terakhir kali pecah keributan antara kedua pihak hanya beberapa hari yang lalu.

Mengenai hal ini, Direktur Utama PT BIB, Pikri Ilham Kurniansyah, menjelaskan bahwa regulasi yang berlaku di bandara terkait transportasi tidak ambigu. Bandara Hang Nadim bertanggung jawab dalam menyediakan layanan transportasi darat dan udara.

Baca juga: Taksi Bandara dan Taksi Online Batam Capai Kesepakatan Penjemputan Penumpang di Bandara Hang Nadim

Pikri menjelaskan bahwa terdapat tiga jenis layanan transportasi udara di bandara tersebut, yaitu premium service, middle service, dan low-cost service. Hal yang sama juga berlaku untuk transportasi darat.

"Bicara mengenai transportasi darat, kita belum ada yang premium service seperti di Jakarta. Kalau yang middle service, sudah ada taksi pangkalan di bandara. Bagi yang tak mampu naik taksi konvensional, inilah gunanya yang low cost. Nah, BIB berhak menyediakan semua kebutuhan masyarakat itu karena kami sifatnya melayani," kata dia, Selasa (27/6/2023).

Menanggapi kawasan red zone yang ditetapkan untuk penjemputan penumpang oleh jenis transportasi tertentu, Pikri menjelaskan bahwa kawasan tersebut bukanlah area larangan, melainkan hanya membedakan daerah yang dikelola oleh BP Batam dan yang dikelola langsung oleh PT BIB.

Baca juga: Bentrokan Antara Taksi Online dan Pangkalan di Batam, Ini Kata Asosiasi Pariwisata Kepri

"Tidak menutup kemungkinan kami bekerjasama dengan pihak taksi online," ujarnya.

Terkait konflik yang terjadi baru-baru ini, Pikri enggan memberikan komentar. Fokus utamanya adalah memberikan pelayanan yang baik kepada penumpang, baik dari kalangan kelas atas maupun menengah ke bawah.

"Saya tak mau komen soal konfliknya, ya. Tapi saya ingin mengatakan bahwa suatu keniscayaan, sesuatu hal yang tidak bisa kita tolak lagi, yaitu kebutuhan masyarakat karena ini masyarakat yang butuh. Contohnya, di 16 Bandara yang lain, tembus semua (taksi online), tak bisa dibendung, sebab ini soal pilihan penumpang," katanya.

Pikri berharap agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan. Ia juga berharap agar forkopimda di Batam menjaga kondusifitas agar iklim usaha berjalan secara terbuka, adil, dan memberikan kesempatan yang sama bagi semua pihak.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews