Solidaritas Tenaga Kependidikan di Riau, Sukarela Sumbangkan Rp25.000 demi PPPK

Solidaritas Tenaga Kependidikan di Riau, Sukarela Sumbangkan Rp25.000 demi PPPK

Ilustrasi tenaga pendidik.

Pekanbaru, Batamnews - Sempat viral di media sosial tenaga kependidikan (tendik) di Riau yang ingin diperjuangkan menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) dikabarkan harus menyumbangkan uang sebesar Rp25.000 per orang.

Namun, terungkap bahwa sumbangan tersebut bukanlah hasil paksaan, melainkan bentuk keikhlasan dan sukarela dari para tenaga kependidikan. Mereka menyatakan bahwa mereka merasa terbantu dengan perjuangan Solidaritas Nasional Wiyatabhakti Indonesia (SNWI) yang dipimpin oleh Eko Wibowo SPdI.

Dalam upaya untuk mengungkap kebenaran di balik dana sebesar Rp25.000 ini, Batamnews melakukan investigasi dengan mewawancarai beberapa tenaga kependidikan. Salah satunya adalah UF, seorang tenaga kependidikan di Rokan Hilir, yang dengan sukarela dan ikhlas menyumbangkan Rp 25.000 tersebut.

Baca juga: Beredar Hasil Rapat Tendik di Riau Dipungut Rp 25 Ribu, Eko Wibowo Klaim Sukarela

"Tidak ada paksaan. Saya ikhlas dan kawan-kawan juga ikhlas. Namanya, sukarela untuk memperjuangkan nasib kami yang sudah mengabdi lama, tapi belum juga masuk dalam PPPK ini," ungkap UF kepada Batamnews melalui telepon selulernya, Senin (26/6/2023).

UF saat ini bertugas sebagai tenaga honorer di salah satu sekolah SMA di Kecamatan Kubu Babusalam. Ia menjelaskan bahwa perjuangan yang dilakukan oleh Solidaritas Nasional Wiyatabhakti Indonesia memberikan bantuan yang signifikan bagi mereka.

"Namanya juga perjuangan pak. Kami justru terbantu, ada yang mau memperjuangkan nasib kami di Jakarta. Tidak ada dipaksa ya pak," ujar dia.

Baca juga: Kabar Baik, Mahasiswa Riau Bisa Kuliah di Jerman Tanpa Biaya dan Dapat Gaji hingga Rp 30 Juta

Hal yang sama juga diungkapkan oleh DN, seorang tenaga kependidikan di Kabupaten Siak. DN telah mengabdikan diri selama 12 tahun di salah satu SMK Negeri di Siak dan merasakan manfaat dari perjuangan Solidaritas Nasional Wiyatabhakti Indonesia.

"Sifatnya sukarela pak. Saya aja terbantu dengan hal ini. Tidak diwajibkan. Bagi yang mau saja. Dan sudah terbukti kok. Bahkan, ada juga kawan di Siak ini tidak mau. Ya, tak ada di paksakan," jelas dia.

Sementara itu, RP, seorang tenaga kependidikan di Kota Pekanbaru, juga menyatakan bahwa ia merasa terbantu dengan hal ini.

"Tidak dipaksakan kok. Semua sukarela, saya terbantu dan ikhlas. Bahkan, kawan-kawan lain juga terbantu. Kami memang butuh orang yang mau ke Jakarta untuk bisa memperjuangkan nasib kami ini pak," ujarnya.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews