Sama-sama Ekstrem, Ada Kaitan Suhu Panas Terik RI dengan Indeks UV? Ini Faktanya

Sama-sama Ekstrem, Ada Kaitan Suhu Panas Terik RI dengan Indeks UV? Ini Faktanya

Foto: Getty Images/iStockphoto/Umesh Negi

Jakarta - Di tengah amukan gelombang panas di Asia, cuaca di Indonesia belakangan ini terasa panas super terik. Amukan gelombang panas dilaporkan terjadi antara lain di India, Bangladesh, Myanmar, India, Thailand dan Laos.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memastikan cuaca panas yang terjadi di Indonesia bukan termasuk gelombang panas. Meski demikian, banyak yang mengeluhkan panas terik yang menyengat.

Kondisi ini oleh sebagian orang dikaitkan juga dengan indeks UV yang pada waktu-waktu tertentu mencapai level moderate, high, very high, dan ekstrem (risiko berbahaya sangat ekstrem). Indeks UV yang tinggi terpantau di sebagian besar wilayah RI terutama pada siang hari.

Pada wilayah dengan level tertinggi yakni ekstrem, diperlukan tindakan perlindungan untuk area kulit dan mata lantaran paparan matahari tanpa pelindung berada di tingkat bahaya ekstrem.

Meluruskan anggapan sejumlah orang, BMKG menjelaskan, fluktuasi sinar UV tidak dipengaruhi oleh gelombang panas.

Besar-kecilnya radiasi UV yang mencapai permukaan bumi memiliki indikator nilai berupa indeks UV. Indeks ini dibagi menjadi beberapa kategori yaitu 0-2 (Low), 3-5 (Moderate), 6-7 (High), 8-10 (Very high), dan 11 ke atas (Extreme).

Umumnya, pola harian indeks ultraviolet berada pada kategori 'Low' pada pagi hari, kemudian mencapai puncaknya di kategori 'High', 'Very high', sampai dengan 'Extreme' ketika intensitas radiasi matahari paling tinggi di siang hari antara pukul 12.00 sampai dengan 15.00 waktu setempat, dan bergerak turun kembali ke kategori 'Low' di sore hari.

"Pola ini bergantung pada lokasi geografis dan elevasi suatu tempat, posisi matahari, jenis permukaan, dan tutupan awan. Tinggi rendahnya indeks UV tidak memberikan pengaruh langsung pada kondisi suhu udara di suatu wilayah," terang BMKG dalam laporan yang diterima detikcom, Selasa (25/4).

Di wilayah tropis seperti Indonesia, pola harian tersebut dapat diamati secara rutin dari hari ke hari meskipun tidak ada fenomena gelombang panas.

"Faktor cuaca lainnya seperti berkurangnya tutupan awan dan kelembapan udara dapat memberikan kontribusi lebih terhadap nilai indeks UV. Untuk lokasi dengan kondisi umum cuacanya diprakirakan cerah-berawan pada pagi sampai dengan siang hari dapat berpotensi menyebabkan indeks UV pada kategori 'Very high' dan 'Extreme' di siang hari," pungkasnya.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews