Jangan Biarkan Pertanyaan "Kapan Nikah?" Membuat Hari Raya Idul Fitri Menjadi Tak Menyenangkan

Jangan Biarkan Pertanyaan "Kapan Nikah?" Membuat Hari Raya Idul Fitri Menjadi Tak Menyenangkan

Jangan biarkan pertanyaan "kapan nikah" merusak suasana perayaan Hari Raya Idul Fitri

Batam - Momen berkumpul dengan keluarga saat Hari Raya Idul Fitri seharusnya menjadi waktu yang penuh kebahagiaan dan makna. Namun, terkadang hal itu justru berubah menjadi momen yang tidak menyenangkan bagi sebagian orang, terutama bagi yang telah memasuki usia yang dianggap sudah ideal untuk menikah oleh keluarga.

Baca juga: Ribuan Umat Muslim di Karimun Sambut Idul Fitri dengan Pawai Takbir Keliling

Banyak orang milenial yang merasa enggan berkumpul demi menghindari pertanyaan sensitif seperti "Kapan nikah?" atau "Mana, nih, calon (suami atau istri)-nya?" 

Bagaimana seharusnya kita menyikapi pertanyaan seperti itu?

Baca juga: Ketupat, Hidangan Khas Indonesia yang Selalu Dinanti di Hari Raya

Menurut psikolog sosial Regina Navira Pratiwi, seperti dikutip dari cnbcindonesia, yang pertama kali harus dilakukan adalah memiliki pola pikir yang netral. Pertanyaan "Kapan nikah?" sebaiknya dianggap sebagai pertanyaan netral seperti hal-hal lainnya. Oleh karena itu, respons terbaik adalah dengan memberikan jawaban yang netral dan objektif. Berilah jawaban yang bisa membuat kita berada di posisi yang aman.

Regina menyarankan agar kita tidak menjawab dengan konotasi yang buruk. Sebagai gantinya, kita bisa meminta doa yang terbaik dari seseorang yang bertanya atau segera mengalihkan topik pembicaraan ke hal lain.

Bersikap netral, menjawab secukupnya, dan memberikan interpretasi kesan positif melalui jawaban yang diberikan adalah cara untuk menyelamatkan diri dari hal-hal yang buruk.

Baca juga: Rekomendasi Tempat Wisata Menarik di Tanjungpinang yang Bisa Dikunjungi saat Lebaran

Menurut Regina, setiap individu harus memahami bahwa orang memiliki batasan tertentu dalam bersosialisasi. Oleh karena itu, ia menyarankan agar kita harus bertindak dengan bijak dalam berbasa-basi atau berkomunikasi, salah satunya dengan memikirkan perasaan satu sama lain sebelum berbicara.

Regina menyarankan untuk membuka topik yang menyenangkan, seperti hobi, dan menghindari pertanyaan terlalu personal.

Sebelum berkumpul dengan keluarga, kita harus memikirkan kembali tentang kesiapan mental seseorang yang sudah lama tidak bertemu. Dengan bersikap bijak dan memahami batasan diri dan orang lain, momen berkumpul lebaran dapat menjadi momen yang penuh kebahagiaan dan kebersamaan.


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews