Pintu Gerbang Hias Meriahkan Suasana Malam 7 Likur di Bunda Tanah Melayu Lingga

Pintu Gerbang Hias Meriahkan Suasana Malam 7 Likur di Bunda Tanah Melayu Lingga

Pintu gerbang hias malam 7 likur di Daik Lingga. (Foto: Ruzi/Batamnews)

Lingga, Batamnews - Suasana indah dan megah menghiasi malam 7 Likur (27 Ramadan) di Bunda Tanah Melayu, Daik Lingga, Kepulauan Riau (Kepri). Tradisi yang sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya lokal ini, masih tetap dijaga dan dirayakan dengan antusias oleh masyarakat setempat.

Pandangan mata terpukau oleh ornamen pintu gerbang yang menyerupai masjid, dengan liuk ukir dan kaligrafi yang dibalut cahaya lampu teplok. Kreasi indah ini terlihat di sudut dan ruas-ruas jalan, menciptakan suasana yang begitu memukau dan memberikan kerinduan tersendiri dalam merayakan malam-malam 10 terakhir Ramadan di Daik, Negeri Bunda Tanah Melayu.

Salah seorang warga Daik, Ria, mengungkapkan kebahagiaannya dapat menyaksikan kebersamaan orang-orang Melayu di Daik yang masih menjaga tradisi menghias malam-malam terakhir Ramadan.

Baca juga: Minuman Kaleng Jadi Tradisi Masyarakat Kepri saat Lebaran Idul Fitri

"Suasana 7 Likur ini memang memberi kesan tersendiri. Seperti kembali ke masa-masa dulu, bermain kembang api di rumah. Bertemu banyak orang juga saudara-mara," ujar Ria kepada Batamnews pada Senin (17/4/2023) malam.

Ria juga menjelaskan bahwa suasana 7 Likur saat ini masih sama dengan rasanya di masa lalu. Kerabat, tetangga, dan persaudaraan terasa erat dalam suasana ramah di kampung Daik yang menjadi pusat ibukota Kabupaten Lingga.

Meski pintu gerbang tidak sebanyak beberapa tahun lalu, namun tetap ada, begitu pula dengan ribuan lampu pelita yang menghiasi jalanan Daik Lingga dan desa-desa sekitarnya.

Tradisi Malam 7 Likur di Daik Lingga juga menjadi momen yang ingin disampaikan kepada generasi muda tentang keistimewaan bulan puasa dan Hari Raya di Daik.

Baca juga: Menikmati Keindahan Pulau Benan, Destinasi Wisata Eksotis di Kepri untuk Liburan Lebaran

"Momen ini juga ingin kita beri tahu kepada anak-anak betapa istimewanya bulan puasa dan Hari Raya di Daik," tambahnya.

Pantauan di lapangan menunjukkan bahwa peringatan Malam 7 Likur di Daik Lingga begitu meriah. Warga berbondong-bondong keluar ke jalan, baik menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat, mengelilingi kota Daik untuk menyaksikan hasil kreativitas warga dalam membangun pintu gerbang dan menghiasi jalan dengan lampu teplok.

Tradisi Malam 7 Likur di Daik Lingga telah menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas budaya lokal, dan masyarakat setempat dengan bangga menjaga dan merayakannya setiap tahun.

Suasana megah dan meriah yang tercipta dalam peringatan Malam 7 Likur ini menjadi momen yang dinantikan dan menjadi kenangan indah bagi warga Daik Lingga, serta menjadi daya tarik bagi pengunjung.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews