Kesabaran Warga Dua Perumahan di Batam Kota Diuji Layanan Air Mampet di Bulan Ramadan

Kesabaran Warga Dua Perumahan di Batam Kota Diuji Layanan Air Mampet di Bulan Ramadan

ilustrasi

Batam, Batamnews - Gangguan pasokan air bersih menjadi 'ujian' kesabaran bagi warga di sejumlah perumahan, di Kota Batam, Kepulauan Riau.

Buruknya layanan air bersih SPAM Batam ini dirasakan khususnya oleh warga dua perumahan di kawasan Kecamatan Batam Kota yakni, Perumahan Buana Regency dan Kharisma Residence.

Sebetulnya, warga di dua perumahan itu sering mengalami gangguan pasokan air. Namun, pada awal Ramadhan hingga pertengahan bulan puasa itu, semakin parah.

"Kami sering begadang, bahkan pernah tidur lantaran menunggu air mengalir," ujar Desvika, warga Kharisma Residence, Senin (10/4/2023).

Ia menyebut, bahkan sejak pertengahan pekan lalu, air mati. Kalaupun hidup, debitnya sangat kecil dan tak bisa mengisi bak penampungan.

Keluhan buruknya layanan air bersih di Batam, menjadi sorotan berbagai pihak, termasuk DPRD Kota Batam. Namun pengelola air bersih di kota industri seolah tebal telinga.

Tumbur: SPAM Batam Tidak Transparan Kelola Air Bersih

Anggota Komisi I DPRD Kota Batam, Tumbur Sihaloho menilai  tak ada transparansi pengelolaan air bersih oleh pihak konsorsium. 

"Nyatanya, bukan cuma persoalan pipa yang jadi masalah, banyak hal," ungkapnya.

PT Air Batam Hilir (ABH) mengaku kerap pipa yang bermasalah jika air terjadi gangguan. Berangkat dari itu, Tumbur berang lantaran tidak ada transparansi dari pihak terkait. 

"Ini pipa yang mana? Mereka bisa terbuka nggak soal debit air yang dibutuhkan dan yang dihasilkan? Sarana dan prasarana itu yang diperbaiki. Yang paling krusial itu WTP. BP Batam tak pernah terbuka soal ini ke publik," ujar Tumbur.

Ia juga minta konsorsium untuk menghitung ulang berapa kebutuhan air yang harus ditutupi dan berapa debit air yang dihasilkan saat ini. Lalu, semuanya kemudian disampaikan ke masyarakat. 

"PT Moya ini modal saham aja. Infrastruktur mereka nggak ada progres. Sekarang pertumbuhan penduduk dan perumahan meningkat. Harusnya kapasitas debit air mereka bertambah. Sementara kapasitas mereka saat ini terbatas dan tidak sesuai dengan banyaknya sambungan air," kata politisi PDI-P itu.

Dia juga menyayangkan kurang perhatiannya Kepala BP sekaligus Wali Kota Batam, Muhammad Rudi, terhadap hal-hal yang krusial dan sifatnya menjadi kebutuhan dasar di masyarakat. 

"Makanya, jangan jalan aja yang dibangun, yang dilihat mata aja yang dibagus-bagusin, yang menjadi hajat orang banyak tidak diperhatikan," pungkasnya.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews