Pembangunan Jembatan Babin Masuki Tahap Soil Investigation, Butuh Rp 50 Miliar

Pembangunan Jembatan Babin Masuki Tahap Soil Investigation, Butuh Rp 50 Miliar

Gubernur Kepulauan Riau, Ansar Ahmad. (Foto: Ikhsan/batamnews)

Batam, Batamnews - Proses pembangunan Jembatan Batam-Bintan (Babin) di Provinsi Kepulauan Riau mulai dilakukan secara bertahap. Untuk saat ini, proses pembangunan masih pada tahap penyelidikan tanah atau penyelidikan kedalaman laut (soil investigation).

Gubernur Kepulauan Riau, Ansar Ahmad mengatakan dibutuhkan 20 titik soil investigation. Pada tahap ini, dibutuhkan waktu sekitar 10 bulan. 

“Total biaya untuk kegiatan soil investigation ini mencapai Rp 50 miliar, dan dibiayai oleh pemerintah pusat. Awalnya dibebankan kepada pemerintah provinsi tapi karena kita tidak punya duit maka akhirnya pemerintah pusat yang membiayai,” ujar Ansar di Batam, Senin (30/1/2023). 

Ia menjelaskan, setelah tahap soil investigation ini selesai, maka tahap selanjutnya yaitu pembangunan fisik jembatan sudah dapat dimulai. 

Baca: Gubernur Ansar Ungkap Progres Jembatan Babin 2023

Rencananya, ground breaking (peletakkan batu pertama) akan dilakukan oleh Presiden RI, Joko Widodo. 

“Perkiraan ground breaking dilakukan pada akhir tahun 2023 atau awal tahun 2024,” katanya. 

Untuk pembangunan fisik jembatan, Ansar memperkirakan memakan waktu 2-3 tahun, dengan menghabiskan dana Rp 14,3 triliun.

Jembatan Batam-Bintan direncanakan akan dibangun sepanjang 14,74 kilometer terbagi menjadi 7,68 jembatan dan 7,06 jalan tol. 

Adapun pembagian pembiayaannya mencakup 7,98 km untuk porsi Kejasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) (Pulau Bintan-Pulau Tanjung Sauh) dan 6,76 Km untuk porsi dukungan pemerintah (Pulau Tanjung Sauh-Pulau Batam) yang akan bersumber dari pinjaman luar negeri.

Skema pembiayaan pembangunan jembatan ini tercantum dalam Final Business Case yang telah disusun oleh Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan.

Baca: Angin Segar Pembangunan Jembatan Babin, AIIB Siap Biayai Proyek Rp 4,5 Triliun

Sementara itu, proses konsiliasi antara pemerintah dengan para pemilik lahan sudah hampir selesai, hanya tinggal 1 persil lahan lagi yang masih belum terselesaikan.

“Lahan itu masih anonim atau ada kendala yang lain,” kata dia. 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews