Maskapai Penerbangan Harus Baca Peringatan BMKG Ini

 Maskapai Penerbangan Harus Baca Peringatan BMKG Ini

Ilustrasi Awan kumulonimbus. (Dok. Pexel)

Batam  - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merekam potensi munculnya awan Cumulonimbus pada periode 27 Desember 2022-2 Januari 2022.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, potensi pertumbuhan awan Cumulonimbus di wilayah udara Indonesia kaitannya dengan jalur penerbangan dengan persentase cakupan spasial >75% selama 7 hari ke depan.

"Pertumbuhan awan-awan Cumulonimbus ini juga terjadi terutama 28 Desember di jalur penerbangan, 27 Desember sudah dimulai hingga 2 Januari," kata Dwikorita saat konferensi pers secara daring, Selasa (27/12/2022).

Baca juga: BMKG Prediksi Cuaca Batam Berawan saat Malam Natal

Secara spesifik, BMKG memperingatkan alur kemunculan awan raksasa ini sebagai berikut:

- pada 27 Desember 2022, awan ini akan muncul di jalur penerbangan di atas Aceh, Sumatra Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Perairan selatan Banten hingga Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Laut Jawa, Laut Bali, Laut Sumbawa, Sulawesi Selatan, Selat Makassar bagian selatan, Laut Flores, Laut Banda, Laut Arafuru, dan Papua.

- pada 28 Desember 2022 di jalur penerbangan di atas Aceh, Perairan Bengkulu, Selat Sunda, Perairan selatan P. Jawa, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali. NTB, NTT, Laut Jawa, Sulawesi Selatan, Laut Banda, Teluk Cendrawasih, Laut Arafuru dan Papua.

Baca juga: BMKG: Cuaca Kota Batam di Akhir Tahun Dominan Hujan

- 29 Desember 2022 di jalur penerbangan di atas Pesisir Barat Sumatera, Bengkulu, Sumatera Selatan, Kep. Bangka Belitung, Selat Sunda, Perairan selatan P. Jawa, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Laut Jawa, Selat Makassar, Sulawesi Selatan, Laut Banda, Laut Arafuru dan Papua.

- pada 30 Desember 2022 di jalur penerbangan di atas Pesisir Barat Sumatera, Bengkulu, Sumatera Selatan, Selat Sunda, Perairan selatan P. Jawa, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Laut Jawa, Selat Makassar, Laut Flores, Laut Banda, dan Laut Sulawesi.

- pada 31 Desember 2022 di Jalur penerbangan di atas Perairan Bengkulu, Bengkulu, Sumatera Selatan, Selat Sunda, Perairan selatan P. Jawa, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Laut Jawa, Laut Bali, Laut Flores, Laut Arafuru dan Papua.

 

- kemudian berlanjut pada 01 Januari 2023 di jalur penerbangan di atas Perairan Bengkulu, Bengkulu, Selat Sunda, Perairan selatan P. Jawa, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Laut Jawa, Laut Bali, Laut Flores, Laut Banda dan Laut Arafuru.

- terakhir, pada 02 Januari 2023 akan berada di jalur penerbangan di atas Perairan Bengkulu, Bengkulu, Perairan selatan Jawa Tengah hingga NTB, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Laut Jawa, Laut Bali, Laut Flores, Laut Banda dan Laut Arafuru.

Selain munculnya awan ini, Dwikorita mengatakan, selama periode itu juga terjadi kondisi dinamika atmosfer yang dapat memicu peningkatan curah hujan diantaranya Monsun Asia, serta Seruakan Dingin Asia.

Selain itu, juga muncul arus lintas ekuatorial, adanya indikasi pembentukan pusat tekanan rendah, bibit siklon tropis 95W, hingga adanya Madden Julian Oscillation disertai gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial.

"Menunjukkan kondisi yang signifikan dalam meningkatkan pertumbuhan awan hujan dan potensi cuaca ekstrem dalam sepekan ke depan di wilayah Indonesia," tuturnya.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews