Pelatih di Batam Cerita Awal Karir 'Si Tendangan Maut' Jeka Saragih Jadi Petarung MMA

Pelatih di Batam Cerita Awal Karir

Pelatih Jeka di Batam Saat Mengawali Karir MMA, Yakop Sutjipto (kiri) dan Alwi (Kanan). (Foto: Margaretha/Batamnews)

Batam, Batamnews - Petarung Indonesia, Jeka Saragih berhasil menuju final Road to UFC setelah mengalahkan petarung asal Korea Selatan, Ki Won Bin, Minggu (23/10/2022). Keberhasilan Jeka ini merupakan hasil dari perjuangan panjangnya untuk menjadi petarung UFC. 

Jeka memulai karir sebagai petarung MMA di Batam melalui Batam Fighter Club (BFC). Ia dikenal sebagai pemilik tendangan maut, julukannya itu diberikan oleh sang pelatih, Yakop Sutjipto. 

Mendengar kabar bahwa Jeka menang dari Ki Won Bin, Yakop segera memberi selamat kepada Jeka. Dan kemudian dibalas oleh Jeka melalui pesan singkat.

Baca juga: Rahasia Sukses Jeka Saragih Bikin Ki Won Bin KO di Semifinal Road to UFC 

“Dia bilang, terimakasih kepada kami yang ada di sini,” ujar Yakop saat ditemui di BFC, Bengkong beberapa waktu lalu. 

Dengan keberhasilan Jeka tersebut, Yakop mencoba mengingat perjuangan Jeka untuk menjadi petarung MMA (Mixed Martial Arts). Saat itu, Jeka merupakan member di sasana BFC yang berlatih hampir setiap hari. 

“Awalnya anak itu jadi member di sini, bayar Rp 500 ribu per bulan tahun 2014,” katanya.

Baca juga: Sanjung Jeka Saragih ke Final Road to UFC, Edy Rahmayadi: Paten Kali Kau! 

Di sasana BFC, setiap member memang akan didampingi oleh pelatih dengan waktu dua kali dalam seminggu. Namun ternyata Jeka tetap berlatih setiap hari walaupun tanpa pelatih.

Yakop kemudian memperhatikan Jeka, karena terus berlatih setiap harinya. Padahal Jeka masih menjadi karyawan di PT SMOE. 

“Jadi paginya kerja, terus malamnya latihan, begitu terus selama setahun, anaknya memang rajin sekali,” katanya. 

Selanjutnya: Awali karir MMA di One Pride..

 

Hingga setahun berlalu, Yakop kemudian menyadari bahwa Jeka memang sangat istimewa dan dapat dikembangkan untuk menjadi petarung MMA. Lalu ia mengontraknya untuk menjadi atlet BFC. 

Setelah dikontrak BFC, Jeka tidak lagi bekerja menjadi pegawai galangan kapal. Tetapi fokus berlatih untuk menjadi petarung MMA. 

“Tempat tinggal di mess, makanan dan suplemennya kita yang tanggung, kami berikan gaji juga,” ucapnya. 

Dalam persiapan tersebut, Yakop mengakui Jeka belum mahir di bagian ground yaitu salah satu teknik di MMA. Dirinya kemudian mengambil keputusan untuk menyekolahkan Jeka ke Francino Tirta, salah satu petarung MMA terbaik di Indonesia

“Kurang lebih 6-7 bulan kami sekolahkan dia di Jakarta,” ungkapnya. 

Setelah itu, Jeka mengawali karirnya sebagai petarung MMA melalui pertandingan di One Pride. Dan ternyata, Jeka selalu menang dalam setiap pertandingan. 

Yakop mengenang Jeka selalu bisa mencoba hal baru dan berhasil, seperti saat mengalahkan lawannya di kelas 80 kg dan tidak sampai 3 ronde lawannya selalu KO. 

“Memang selalu menang, selain di one pride, di berbagai kejuaraan MMA lainnya,” kata Dia. 

Namun pada tahun 2018, Jeka dipanggil oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Sumut) untuk mengikuti Pekan Olahraga Nasional (PON) karena merupakan atlet wushu. Ditambah lagi, orangtua juga meminta anaknya pulang kampung.

Selanjutnya: Sempat kecewa kehilang sabuk..

 

Padahal saat itu Jeka sudah memegang sabuk kedua di One Pride, sisa satu sabuk lagi untuk membawa sabuk abadi. 

“Terakhir sama kita sabuk kedua, ditarik jelang PON. Keluar dari kita, kehilangan sabuknya,” katanya. 

Selain itu, kepergian Jeka dari BFC memang tidak disangka, apalagi ia masih memiliki kontrak hingga dua tahun berikutnya. Namun Yakop mengaku ikhlas karena alasannya untuk pulang kampung dan bertanding di PON. 

“Tujuan kita memang mau besarin orang,” ucapnya. 

Walaupun keluar dari BFC, Yakop mengaku hubungannya dengan Jeka selalu baik. Ia mengingat tahun 2020 lalu, Jeka sempat bertemu dengannya dan menyatakan niatnya untuk fokus lagi di MMA. 

“Dia stres kehilangan sabuk, tapi sekarang dia sudah bangkit lagi dan menuju UFC, luar biasa,” katanya. 

Yakop meyakini Jeka akan selalu sukses karena ia mengenal sosoknya yang disiplin dan rajin. 

Saat ini dirinya masih tetap melatih atlet amatir dan berhenti melatih atlit profesional seperti Jeka. Yakop mengaku sudah banyak menelurkan atlet yang menjadi juara di sasana BFC miliknya.

“Sekarang lagi fokus ke cabor kick boxing dan wushu. Kami juga fokus mengembangkan potensi anak-anak di Kepri menjadi atlet,” katanya.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews