Cerita Malam

Kisah Berlian Legendaris yang Membuat Para Raja Terbunuh

Kisah Berlian Legendaris yang Membuat Para Raja Terbunuh

Penampakan berlian yang diduga adalah Koh-i-Noor di tengah mahkota Ratu Inggris. (foto: istimewa/net)

BATAMNEWS.CO.ID - Tiga negara, India, Pakistan dan Inggris berseteru memperebutkan sebongkas berlian yang saat ini berada di Inggris. Batu mulia yang disebut sebagai rajanya berlian itu kini melekat di mahkota ratu Kerajaan Inggris.

Ratu Elizabeth II dikabarkan memiliki banyak mahkota. Namun, ada satu mahkota yang paling berharga, melebihi mahkota-mahkota lainnya. Mahkota tersebut adalah Crown of Queen Elizabeth.

Mahkota resmi yang dipakai dalam acara penting oleh Ratu Elizabeth I dan II. Dan yang membuat mahkota tersebut menjadi berharga adalah hiasannya.

Sebuah berlian 105 karat bernama Koh-i-Noor tersemat pada mahkota tersebut. Koh-i-Noor disebut sebagai salah satu berlian terbesar di dunia. Tak hanya itu, Kooh-i-Noor disebut berlian termurni pernah ditemukan di dunia.

Berlian Koh-i-Noor memiliki perjalanan yang panjang selama berabad-abad. Beberapa referensi menyatakan bahwa berlian legendaris tersebut dibuat pada tahun 1526, di sebuah kuil di daerah Andhra Pradesh, India.

Masyarakat India setempat percaya bahwa berlian tersebut berasal dari mata patung dewi Hindu. Namun, saat abad ke-14 dan terjadi perang, berlian pun berpindah tangan ke Inggris saat mereka menjajah India.  

Semenjak itu, berlian indah tersebut terus diperebutkan oleh India dan Inggris. Sekarang, seteru berlian ini semakin meruncing setelah muncul klaim bahwa berlian Koh-i-Noor berasal dari Paskitan.

Sebagaimana diketahui, Pakistan dahulu adalah negara pecahan India. Pihak Pakistan mengklaim bahwa berlian tersebut diambil oleh pihak Inggris di Provinsi Punjab, yang saat ini menjadi daerah Pakistan.

Pengacara Pakistan, Jawaid Iqbal Jafree, mengatakan Kerajaan Inggris tak punya hak mempertahankan Koh-i-Noor, sebab berlian tersebut diambil paksa selama periode penjajahan India. Tuntutan pengembalian intan ini disampaikan juga oleh India selama lima tahun terakhir.

Pakistan merasa lebih berhak dibanding India, karena Koh-i-Noor adalah milik Dinasti Kakatiya. Dinasti itu berada di Punjab yang kini menjadi wilayah Pakistan.

"Bukti sejarah menunjukkan, wilayah itu ketika diambil paksa oleh kolonial Inggris berada di Pakistan," kata Jafree.

Berlian itu diambil Inggris, sebagai persembahan untuk ulang tahun Ratu Victoria I pada 1850.

Jafree mengatakan banyak bukti otentik sejarah menunjukkan maharaja India kala itu menolak sejak awal berlian tersebut dibawa ke London.

"Bahkan hukum kolonial saat itu melarang praktik pencurian harta pribadi setiap warga di wilayah jajahan. Ratu Inggris tidak punya hak mempertahankan berlian Koh-i-Noor," kata Jafree, seperti dilansir Stasiun Televisi Al Arabiya, Sabtu (5/12/2015).

Pihak India sendiri sampai saat ini juga terus meminta kembalinya berlian Koh-i-Noor.

Pihak Inggris yang telah memiliki berlian Koh-i-Noor sejak tahun 1850, sampai saat ini belum berniat mengembalikan berlian itu ke negara manapun.

Selama 50 tahun ini, terhitung ada 786 surat dari banyak pengacara yang meminta berlian Koh-i-Noor dikembalikan.

David Cameron, Perdana Menteri Inggris pada kunjungannya ke India tahun 2010, mengatakan, "Jika mengatakan ya pada satu, maka tiba-tiba British Museum akan kosong," ujar Caameron saat ditanya media India untuk mengembalikan berlian Koh-i-Noor.

Koh-i-Noor dan Kutukannya

Koh-i-Noor atau Koh-i-Nur adalah berlian 105.6 metrik karat, dengan berat 21.6 gram (potongan saat ini), dan juga terkenal sebagai salah satu berlian terbesar dunia yang sering disebut "Mountain of Light" atau “Gunung Cahaya”.

Berlian ini pernah dimiliki oleh bermacam-macam dinasti, termasuk Kakatiyas, Rajputs, Mughal, Afsharid, Durrani Empires, Sikh dan Kerajaan Inggris yang merebutnya sebagai jarahan dari waktu perang kolonial.

Pada 1850, Berlian ini disita dari Duleep Singh oleh British East India Company dan menjadi bagian dari perhiasan mahkota kerajaan Inggris pada tahun 1877.

Berlian ini sebelumnya dikenal sebagai Syamantaka-mani dan kemudian dengan nama Madnayak atau The "King of Jewels" atau Rajanya Permata, sebelum diganti nama sebagai "Koh-i-Noor" pada abad ke-18 oleh Nadir Shah setelah penaklukkan India.

Sekarang, replika berlian ini disematkan pada The Crown of Queen Khushi dan dipajang di Museum Tower of London.  

Menurut legenda berlian ini adalah milik Dinasti Kakatiya. Diperkirakan berasal dari sebuah tambang di daerah Kollur India, tempatnya saat ini dekat desa Guntur di distrik Andhra Pradesh, India.

Pertama kali tercatat dalam sejarah pada tahun 1526. Babur, pendiri dinasti Mughal menyebutkan dalam memoirnya, skrip babur-Namah, bahwa berlian ini adalah milik seorang raja yang belum diketahui namanya dari daerah Gwalior, yang menjadikannya sebagai barang rampasan atas penaklukan Alauddin Khilij pada tahun 1294. Selanjutnya dimiliki oleh Dinasti Tughlaq dan Dinasti Lodi, dan akhirnya menjadi milik Babur sendiri pada tahun 1526. Pada saat itu Babur menyebutnya sebagai “The Diamond of Babur”. Dia merebutnya dari Ibrahim Lodi.

Shah Jahan, raja selanjutnya dinasti Mughal, sang pembangun Taj Mahal di Agra, pernah memiliki batu ini dan ditempatkan pada hiasan kursi Tahta Merak-nya. Selanjutnya, anaknya, Aurangazeb, menggulingkan dan mempenjarakan Shah Janan dekat Benteng Agra.

Sebuah kisah menyebutkan Shah Jahan meletakan Koh-i-Noor di dekat jendela selnya sehingga dia bisa melihat Taj Mahal melalui refleksi dari berlian itu. Aurangazeb kemudian membawa berlian itu ke Ibukota, Lahore. Dan ditempatkan pada masjid pribadinya, Badshahi. Tersimpan di sana sampai terjadinya serangan Nadir Shah dari Iran.

Pada tahun 1739, Nadir Shah merampas Agra dan Delhi. Bersama dengan Peacock Throne (Tahta Merak), dia juga membawa Koh-i Noor ke Persia pada tahun 1739. Menurut dugaan sebagian orang, bahwa Nadir Shah lah yang memberikan nama Koh-i Noor pada Berlian ini pada saat dia berhasil merebut batu berharga ini.

Dikisahkan salah satu selir Nadir Shah pernah berkata, "Jika seorang pria yang kuat mengambil lima batu, dan melemparkannya satu ke utara, satu ke selatan, satu ke timur, satu ke barat dan yang terakhir lurus ke atas, niscaya luas tempat diantara lima batu yang dilempar tadi diisi oleh emas dan permata, itu kira-kira sama dengan harga berlian Koh-i-Noor.”

Nadir Shah dibunuh pada tahun 1747, lalu berlian itu beralih tangan ke jenderalnya yang bernama Ahmad Shah Durrani dari Afghanistan. Kemudian berlian itu dikabarkan beralih lagi ke tangan Ranjit Singh, penguasa Punjab dan keturunannya sebelum jatuh ke tangan Inggris.

Koh-i-Noor menurut kisah memiliki kutukan yang mengerikan. Dikatakan bahwa setiap pria yang menggunakannya, akan kehilangan tahtanya dan nasib sial selalu menyertainya. Kutukan ini tidak berpengaruh kepada wanita. Maka dari itu, sejak zaman Ratu Victoria hingga kini umumnya digunakan oleh wanita (Ratu atau Permaisuri), dan tidak pernah sekalipun dipakai oleh pria (Raja).

(ind/berbagai sumber)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews