Mulai Terkuak, Ini Temuan di Balik Geger Kematian Pneumonia Misterius

Mulai Terkuak, Ini Temuan di Balik Geger Kematian Pneumonia Misterius

Foto: Getty Images/iStockphoto/ktsimage

Jakarta - Kasus pneumonia 'misterius' yang mewabah di Argentina terus bertambah. Total ada 11 kasus dan empat di antaranya meninggal dunia, per Sabtu (3/9/2022).

 

Otoritas kesehatan setempat belakangan mengungkap kemungkinan besar penyakit yang menyerang 11 warga tersebut diakibatkan bakteri yang memicu penyakit Legionnaires.

Pejabat kesehatan mengidentifikasi bakteri Legionella pada empat sampel, tiga sampel pernapasan dan satu lainnya biopsi dari kasus kematian.

Baca juga: Kena Pneumonia, Elton John Hentikan Konser di Selandia Baru

"Kecurigaannya adalah wabah legionella pneumophila," kata Dr Carla Vizzotti, Menteri Kesehatan negara itu, dalam sebuah pernyataan, dikutip dari CBS News.

"Data ini masih awal, dan menunggu diagnosis akhir," tambah Vizzotti.

Baca juga: Nggak Kelar-kelar, WHO Bawa Kabar Nggak Enak Lagi soal Pandemi COVID-19

Apa Itu Bakteri Legionella?

Bakteri Legionella dapat ditularkan ketika orang menghirup droplet atau secara tidak sengaja menelan air yang mengandung bakteri ke dalam paru-paru, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS.

Baca juga: Tak Terkena Pneumonia, Pelancong China Kembali ke Negara Asal Via Singapura

Ini dapat menyebabkan penyakit Legionnaires yakni jenis pneumonia yang serius. Adapun 11 pasien dikaitkan dengan salah satu klinik di Argentina, Luz Medica.

Di luar empat kasus kematian, tiga orang sedang dalam observasi dan menerima perawatan. Ia merupakan pria 64 tahun dengan riwayat penyakit penyerta, dirawat dalam kondisi serius, lalu pria 81 tahun yang kritis dan juga memerlukan penanganan intensif.

Tiga karyawan di klinik tersebut juga tertular penyakit serupa. Adalah seorang asisten apoteker berusia 40 tahun dirawat di RS, perawat berusia 44 tahun yang dipantau di rumah, dan seorang perawat berusia 30 tahun.

Kementerian Kesehatan Provinsi Tucumán mengatakan pada hari Sabtu bahwa kematian keempat telah dikaitkan dengan klaster tersebut. "Pasien merupakan pria berusia 48 tahun dengan penyakit penyerta yang berada dalam kondisi serius di rumah sakit," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.

 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews