Misi Mulia Yayasan Inpak Selamatkan Anak Jalanan di Karimun

Misi Mulia Yayasan Inpak Selamatkan Anak Jalanan di Karimun

Nanik Karnila berdiskusi dengan anak-anak jalanan binaan Yayasan Inpak yang dipimpinnya. (Foto: Edo/batamnews)

Karimun, Batamnews - Masa kanak-kanak dan remaja merupakan fase emas perkembangan psikis individu. Di masa inilah, karakter individu terbentuk.

Namun demikian, tak semua anak dan remaja bisa melewati fase ini dengan ideal. Terutama bagi mereka yang minim perhatian dari orang tua.

Alhasil, kehidupan jalanan yang keras menjadi tempat mereka berlabuh.

Seperti halnya di Karimun, Kepulauan Riau. Masih ada anak-anak yang memilih 'menggelandang' demi mendapatkan uang. Tak jarang, mereka berani menyeberang ke kota lain, seperti Batam.

Hal ini menjadi keprihatinan bagi seorang Nanik Karnila. Bersama dengan sejumlah rekannya, ia mendirikan sebuah yayasan untuk menyelamatkan anak-anak ini.

Yayasan bernama Insan Peduli Karimun (Inpak) secara umur memang masih muda. Baru 8 bulan lalu didirikan di Jalan Telaga Timah, RT 02 RW 02, Kelurahan Sei Lakam Barat, Kecamatan Karimun.

"Fokus yayasan kami adalah menyelamatkan dan mendidik anak-anak yang terpaksa hidup di jalan," kata Nanik saat ditemui, Rabu (10/8/2022).

Ada 23 orang anak dan remaja yang dibimbing yayasan ini. Mereka diketahui bekerja sebagai pengamen dan juga meminta-minta di lampu merah atau tempat keramaian.

"Saya tergerak untuk membantu anak-anak ini agar tidak terlantar di jalanan dan hingga akhirnya bisa merusak diri mereka," ujarnya.

Baca: Miris, Bocah-bocah Putus Sekolah di Karimun Ingin Jadi Gepeng di Batam

Sebagai ketua yayasan, Nanik mengaku cukup kewalahan dalam mengawasi anak-anak jalanan tersebut.

Dimana, beberapa anak yang terdaftar di yayasan pergi ke luar daerah untuk mencari rezeki dengan menjadi pengemis, pengamen dan minta-minta.

Sebab, di daerah seperti Batam, mereka akan mendapat uang dari hasil dijalanan, jumlahnya bisa dua kali lipat dengan hasil di Karimun.

"Ada anak yang ke Batam ngamen karena itu keinginan mereka, alasannya pendapatan mereka bisa mencapai Rp 500 sampai 600 ribu sehari," ucap Nanik.

Anak-anak dan remaja ini diberi asupan pendidikan dan pengetahuan agama. Secara perlahan, mereka diberikan pemahaman mengenai kehidupan.

Bagi Nanik, ini menjadi tantangan tersendiri. Lantaran mereka telah terbiasa mendapatkan uang dengan mudah hasil mengemis maupun mengamen.

"Membentuk karakter anak-anak ini bukan mudah, apalagi watak mereka tidaklah sama. Jadi, kita tanamkan pendidikan keagamanan yang mendasar dulu, agar mereka tahu mana yang baik mana tidak baik," ucap Nanik.

Dalam menjalankan yayasannya, Nanik mengaku hanya bermodal tekad dan niat baik. Meskipun, ia bersama dengan sejumlah rekannya harus merogoh kocek pribadi untuk membantu anak-anak ini.

"Kalau bicara bagaimana untuk biaya, tentunya kami butuh biaya. Tapi, sejauh ini kami masih dengan modal pribadi dari kawan-kawan," ucap Nanik.

Ia tak menampik yayasannya membutuhkan bantuan dari berbagai pihak, baik pemerintah ataupun swasta.

Sejauh ini, lanjutnya, Bupati Karimun telah memberikan perhatian kepada yayasannya. Namun, hal ini belum dibarengi dengan perhatian dari dinas terkait,

"Dari dinas terkait belum ada perhatian apa-apa untuk kami dapat menjalankan program pembinaan yang masih belum maksimal," ujarnya.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews