Wacana Dosis ke-4 Vaksin COVID-19 Muncul, Ini Kata Satgas

Wacana Dosis ke-4 Vaksin COVID-19 Muncul, Ini Kata Satgas

ilustrasi

Jakarta - Indonesia kini diterpa lonjakan kasus COVID-19 imbas subvarian Omicron BA.4 dan BA.5. Namun menyikapi itu, Satgas menegaskan warga tak akan buru-buru diberi vaksin COVID-19 dosis keempat menyusul booster vaksin COVID-19. Kenapa?

Kabid Penanganan Kesehatan Satgas Penanganan COVID-19 Alexander K Ginting menjelaskan dua dosis vaksin COVID-19 memang terbukti efektif menekan kasus COVID-19. Ia memaparkan, kondisi COVID-19 RI di 2022 lebih baik dibanding tahun sebelumnya. Tak lain, berkat sudah berlangsungnya vaksinasi COVID-19 dua dosis.

Akan tetapi, pihaknya kini tidak memikirkan pemberian vaksin COVID-19 dosis keempat meski RI tengah kembali diterpa gelombang Corona. Pasalnya, cakupan vaksinasi COVID-19 dosis ketiga pun masih terbatas di Indonesia.

"Memang kalau kita lihat sekarang, booster vaksinasi yang ketiga memang baru 5 dari 34 provinsi yang baru 30 persen. Artinya Bali lebih kurang 60 persen, kemudian DKI Jakarta hampir 50 persen, Riau sekitar 44 persen, kemudian Yogyakarta ataupun Jawa lebih kurang di atas 35 persen," beber Alexander dalam siaran langsung 'Awas, Omicron Kembali Mengintai Indonesia', Kamis (16/6/2022).

"Ini menjadi PR kita bersama. Kita tidak berpikir dulu untuk vaksinasi ke-4, kita berpikir dulu bagaimana menyelesaikan vaksinasi ketiga. Khususnya di Jawa-Bali dan beberapa provinsi di luar Jawa-Bali," imbuhnya.

Bahkan di wilayah luar Jawa-Bali seperti Sumatera dan Kalimantan, vaksinasi booster baru mencapai 20-28 persen. Menurut Alexander, hal itu disebabkan rendahnya antusiasme masyarakat terhadap booster dan anggapan bahwa situasi pandemi sudah lebih aman.

Lebih lanjut ia menyebut, booster tidak menjadi jaminan pencegahan penularan, melainkan bekerja menekan risiko gejala berat pada pasien COVID-19. Walhasil, kini pemerintah memprioritaskan pemberian vaksin COVID-19 booster atau dosis ketiga pada kelompok rentan seperti lansia dan pengidap komorbid.

"Ini masih ada menjadi ancaman karena penularan maka ini yang harus disampaikan khususnya di populasi rentan. Inilah yang menjadi PR kita ke depan, bagaimana vaksinasi ketiga atau booster ini bisa kita selesaikan sesuai target pemerintah," bebernya.

"Booster juga tidak menjadi jaminan tidak terjadinya penularan. Booster itu hanya menjadi jaminan biar tidak menjadi penyakit yang berat. Harus dirawat di rumah sakit. Penularan itu lebih kepada 3T, 3M," pungkas Alexander.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews