Begini Cara HM Sani dan Soerya Menepis Serangan Black Campaign

Begini Cara HM Sani dan Soerya Menepis Serangan Black Campaign

BATAMNEWS.CO.ID, Batam - Momen pemilihan kepala daerah (Pilkada) rawan terhadap black campaign atau kampanye hitam. Kampanye hitam ini menimpa pasangan calon kepala daerah.

Biasanya kampanye ini lebih kepada fitnah untuk menjatuhkan pasangan calon tertentu. Dengan begitu, pasangan calon lainnya bisa menangguk keuntungan dari calon pemilih yang termakan fitnah tersebut.

Tidak terkecuali di Batam. Kampanye dosa itu juga menimpa pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Kepri HM Sani-Nurdin Basirun serta Soerya Respationo-Ansar Ahmad.

Lantas bagaimana kedua pasangan calon ini merespon dari kampanye hitam tersebut? Ada perbedaan tentunya.

HM Sani lebih memilih membiarkan kampanye hitam berlalu ditiup angin. Ia pun tak terlalu memikirkan kampanye hitam yang menderanya sejak sebelum tahapan pilkada berjalan. 

Sani yang sudah tak muda lagi itu kerap disebut besi rongsokan dan sudah tua dan tak pantas lagi memimpin Kepri ke depan. Kampanye hitam bertubi-tubi menghantamnya.

Terutama di media sosial Facebook. Sani pun menganggap kampanye hitam semacam itu sudah biasa ia dengar. 

“Biarkan itu berlalu,” ujar Sani menanggapinya pada saat debat kandidat di Hotel Pacific Batam, Kepulauan Riau beberapa hari lalu.

Namun demikian, Sani menepis semua tudingan itu dengan beranalogi. “Bila Anda punya semangat saya juga punya, bila Anda punya visi misi, saya juga punya visi misi, bila Anda masih bisa berjenaka, artinya Anda masih muda,” ujar mantan Gubernur Kepri itu.

Berbeda dengan Sani, Soerya Respationo yang pernah menjadi wakil gubernur HM Sani bereaksi atas fitnah yang menimpa dirinya.

Soerya menggelar jumpa pers untuk mengklarifikasi itu semua. Apalagi fitnah yang menghantam dirinya bukan persoalan biasa, namun menyerang akidahnya.

Dalam kampanye hitam yang beredar di media sosial dan pesan singkat itu, Soerya dipertanyakan mengenai keislamannya.

Soerya mengaku tidak terlalu memikirkan kampanye hitam tersebut dan mendoakan agar yang melakukan hal itu diberi hidayah untuk kembali kejalan yang benar.

"Ini agenda lima tahunan, semakin dekat dengan hari-H nya nanti pasti akan banyak hal seperti ini dan rupiah juga berseliweran, itu lah yang biasa terjadi saat Pilkada," kata mantan wakil guberbur Kepri itu.

Soerya belum berpikir untuk melaporkan kasus tersebut ke pihak kepolisian.

"Secara unsur pidana, ini sudah bisa dilaporkan ke polisi karena sudah masuk unsur penghinaan dan mencemarkan nama baik, kita akan bicarakan dengan tim hukum dahulu" ujar Soerya.

 

[snw]


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews