Uba Soroti Biaya Sambungan Air Bersih di Batam 'Mencekik' Warga

Uba Soroti Biaya Sambungan Air Bersih di Batam

Anggota Komisi I DPRD Kepulauan Riau, Uba Ingan Sigalingging

Batam, Batamnews - Sejumlah warga mengeluhkan biaya sambungan baru untuk memperoleh layanan air dinilai sangat mahal. Biaya sambungan baru ini beragam tergantung masing-masing daerah. 

Anggota Komisi I DPRD Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) dapil Batam, Uba Ingan Sigalingging menilai keresahan warga tersebut harus segera diselesaikan.

Baca juga: Kontraktor Ungkap Alasan Kenaikan Biaya Pemasangan Meteran Air di Batam

Badan Pengusahaan (BP) Batam sebagai regulator pelaksana Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM), menurutnya harus membuat aturan baku terkait biaya sambungan baru. 

“Biaya pemasangan yang fix di seluruh Batam, karena apa? karena pengelolaan air ini bukan barang baru,” ujar Uba kepada Batamnews, Sabtu (5/2/2022). 

Ia mengatakan sebelum PT Moya Indonesia sebagai pemegang SPAM, ada PT ATB yang telah lebih dahulu melaksanakan pemasangan baru, namun tidak ada kenaikan biaya faktur. 

“Sewaktu masih PT ATB, mereka membuat dengan harga Rp 3 juta, kenapa bisa berbeda jauh seperti itu,” katanya. 

Sebelumnya, warga harus membayar biaya pemasangan meteran air sebesar Rp 5,5 juta. Namun kini, warga harus merogoh kocek lebih dalam dan harus membayar Rp 6.350.000.

Menurutnya jika ada kenaikan biaya faktur, pihak PT Moya harus menyampaikan kepada publik secara transparan penyebab kenaikan. 

“Harus dijelaskan biaya faktur itu untuk apa? Apa aja variabelnya, yang membuat itu naik, dalam kurun waktu sekian aja PT Moya pemegang SPAM, tapi sudah menaikkan biaya faktur 100 persen,” jelasnya. 

Selain jika tidak disampaikan ke pubilk, maka ada beberapa kemungkinan yang terjadi, yaitu BP Batam membiarkan PT Moya untuk menjadikan biaya sambungan baru sebagai sumber pendapatan mereka. 

Apalagi menyangkut air yang merupakan hak dasar setiap manusia. “Jangan mengambil keuntungan gila-gilaan dari situ,” kata dia. 

Maka dengan itu, Ia meminta BP Batam agar dapat mengendalikan PT Moya Indonesia, supaya masyarakat tidak dirugikan. Karena kalau berdasarkan pengamatannya, PT Moya yang mengatur BP Batam. 

“Harus ada kontrol BP Batam, kan ada standard biaya yang diatur, saya kira BP Batam punya andil, jangan melepas begitu saja ke PT Moya, karena saya nilai PT Moya Indonesia sedang berbisnis biaya penyambungan,” ucapnya. 

Berdasarkan Peraturan Kepala (Perka) BP Batam nomor 2 tahun 2022 tentang penyelenggaraan SPAM di Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam. 

Baca juga: Warga Kaveling Sagulung Menjerit Tarif Pemasangan Meteran Air Selangit

Dalam Perka tersebut tidak secara spesifik mengatur biaya sambungan baru, namun disebutkan biaya sambungan ditetapkan setiap tahun. 

Komponen biaya diatur berdasarkan biaya administrasi pelanggan, uang jaminan pelanggan, biaya paket meter air, biaya material dan biaya upah pemasangan pipa. 

Sebelumnya, salah satu kontraktor pemasangan baru meteran air, Wanton mengatakan biaya sambungan baru terbilang mahal karena ada kenaikan biaya faktur yang ditetapkan PT Moya Indonesia. 

Kenaikan biaya faktur ini mencapai 120 persen lebih, awalnya biaya faktur mencapai Rp 600 ribu, kemudian naik menjadi Rp 1.471.000. 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews