Demam Berdarah Jadi Ancaman Nyata di Singapura

Demam Berdarah Jadi Ancaman Nyata di Singapura

Ilustrasi.

Singapura - Jumlah kasus demam berdarah di Singapura pada tahun ini diperkirakan akan meningkat atau melampaui penghitungan kasus pada tahun lalu yakni 5.258 kasus.

Badan Lingkungan Nasional (NEA) Singapura mengungkapkan ada tiga faktor yang membuat kasus DBD bisa meningkat pada tahun ini.

Kekebalan populasi yang rendah terhadap serotipe demam berdarah tertentu, peningkatan populasi nyamuk dan pengaturan kerja dari rumah yang berkelanjutan.

Populasi nyamuk Aedes aegypti di Singapura tumbuh sekitar 17 persen pada Desember 2021 dibandingkan empat bulan sebelumnya, dan kasus demam berdarah telah meningkat selama lima minggu terakhir.

"Tindakan masyarakat bersama dan upaya pengendalian vektor berkelanjutan sangat diperlukan untuk mencegah peningkatan jumlah kasus demam berdarah ke tingkat wabah," kata NEA dilansir Today Online, Rabu (26/1/2022).

Pekan lalu tercatat 183 kasus DBD dan 24 klaster aktif hingga Senin (24/1/2022), empat di antaranya klaster besar.

Satu jenis virus tertentu-virus Dengue serotipe 3 (DENV-3)-juga telah terdeteksi di dua dari empat kelompok besar.

Sebelum tahun 2020, DENV-3 belum menjadi serotipe dominan selama wabah demam berdarah besar di Singapura selama tiga dekade terakhir, kata NEA.

"Kekebalan populasi terhadap DENV-3 rendah, dan lebih banyak orang yang rentan terhadap infeksi dengan serotipe ini," tambahnya.
 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews