Semang'Art Batam 2022, Eksistensi Seniman dan Kritikan Bagi Pemerintah

Semang

Foto: Arjuna/Batamnews

Batam, Batamnews - Seniman di Batam kian terasingkan. Dibuktikan dengan minimnya perhatian pemerintah setempat kepada para pelaku seni.

Diacuhkan bukan berarti mati. Seniman Batam nyatanya mampu bangkit dari keterpurukan pandemi. Mereka kini mengadakan pameran seni bertajuk "Semang'Art Batam 2022".

Baca juga: Penyanyi Senior Nindy Ellesse Meninggal Dunia

Event tersebut berlangsung mulai tanggal 7 sampai 16 Januari mendatang. Lokasi acara di Mall Botania 2 (MB2), Batam Centre.

Muatan utama acara itu ialah pameran lukisan. Namun ada juga pentas musik, puisi, teater, melukis on the spot dan juga mural.

"Pameran ini merupakan agenda kerja BCC (Batam Corat-Coret) di tahun 2022 dan diinisiasi oleh pelaku dan pekerja seni rupa Kota Batam. Ini juga sebagai bentuk eksistensi dari kami," ujar Ketua Panitia Semang'Art Batam 2022, Dipo Triyantoro, Senin (3/1/2022).

Tajuk "Semang'Art Batam 2022" sendiri terinspirasi dari suka duka para pelaku seni, khususnya seni rupa dalam berkarya dan merawat proses berkesenian di masa pandemi Covid-19. 

"Kami merasa tanggungjawab peristiwa budaya harus tetap ada apapun kondisinya. Untuk itu kami menganggap di awal tahun 2022 ini adalah waktu yang tepat untuk kembali melakukan gerilya kesenian," katanya.

Selain BCC, pameran ini melibatkan seniman dan karya dari berbagai komunitas kesenian di Batam. Diantaranya ada Komunitas Lukis Cat Air Indonesia (KOLCAI), Ikatan Pelukis Indonesia (IPI) Batam, Batam Sketcer, WTB Art Space, dan para muralis Batam.

Baca juga: Kerukunan Keluarga Jakarta Gelar Pentas Seni dan Budaya di Batam
 
"Juga akan ada perpustakaan gratis oleh komunitas literasi Nyala Aksara, pertunjukan musik dan mural," ujar Dipo.

Pesan Seniman Batam untuk Pemerintah

Sebenarnya, kata Dipo, pagelaran itu terselip pesan untuk Pemerintah Kota (Pemko) Batam. Mereka mengatakan itu sebagai misi karena pelaku dan pekerja seni tak semuanya memiliki ruang untuk berkreasi.

 

"Ini sedikit memalukan membuat acara kesenian di mal karena kurang relevan. Tapi perlu diketahui juga, di Batam ini kami (seniman) tidak diakomodir untuk pertunjukan kesenian," katanya.

Apa yang disampaikan Dipo itu merupakan bentuk curahan hati dari sekian banyak pelaku seni yang kian diasingkan. 

Meski begitu, patut diacungi jempol sebab seniman di Batam masih tetap eksis dengan segala keterbatasan. Mereka tetap terus berkarya dan mendukung program pemerintah meskipun kepala daerah acuh kepada pelaku dan pekerja seni.

"Pertama, kegiatan ini merupakan bentuk eksistensi kami dalam menjaga keberlanjutan seni dan budaya. Kedua, dalam rangka mendukung program pemerintah dari segi pariwisata dan seni budaya," ujar dia. 

Dimulai dari events ini ia berkomitmen Batam punya agenda pameran lukisan setahun sekali seperti daerah-daerah lain.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews