Penerima Sinovac di Singapura Tak Masuk Hitungan Angka Vaksin Nasional

Penerima Sinovac di Singapura Tak Masuk Hitungan Angka Vaksin Nasional

Ilustrasi. (Foto: BBC)

Singapura, Batamnews - Pemerintah Singapura tidak memasukkan warga penerima vaksin Sinovac dalam daftar target vaksinasi secara nasional.

Direktur layanan medis Kementerian Kesehatan Singapura, Kenneth Mak mengungkapkan alasannya dikarenakan masih ada “sedikit data” tentang kemanjuran vaksin tersebut terhadap varian Covid-19 yang menjadi perhatian.

Jawaban ini sebagai tanggapan atas pertanyaan pada konferensi media oleh gugus tugas multi-kementerian Covid-19 tentang mengapa kelompok ini dikeluarkan dari penghitungan nasional, bersama dengan kemungkinan tunjangan bagi mereka yang telah divaksinasi.

Mak juga menjelaskan bahwa pihak berwenang melacak berapa banyak orang yang telah menerima vaksin Sinovac.

Tetapi mereka tidak berusaha untuk "menggabungkan pelaporan" angka-angka ini dengan mereka yang telah menerima vaksin di bawah program vaksinasi nasional, yang saat ini ada dua - Pfizer-BioNTech/Comirnaty dan Moderna.

"Ini untuk lebih mencerminkan upaya yang kami ambil dalam program vaksinasi nasional kami untuk mendapatkan populasi yang divaksinasi dan untuk mencapai tonggak sejarah”, kata Mak dilansir Channel News Asia, Rabu (7/7/2021).

Secara khusus, ia mencatat ini juga karena ada “sedikit data” mengenai kemanjuran vaksin Sinovac terhadap varian yang menjadi perhatian, khususnya varian Delta.

“Sedangkan dalam vaksin lain yang kami gunakan, vaksin mRNA, ada sedikit lebih banyak data yang tersedia saat ini mengenai kemanjuran vaksin terhadap varian Delta. Ini sebagian alasan mengapa kami memilih, dalam tonggak sejarah kami, untuk mengandalkan vaksin yang lebih teruji yang kami memiliki cukup bukti,” katanya.

Dia menambahkan bahwa ketika jumlah vaksinasi Sinovac “meningkat”, pihak berwenang dapat memberikan lebih banyak informasi.

Menteri Kesehatan Ong Ye Kung mengucapkan terima kasih kepada mereka yang memilih vaksin Sinovac dan mengatakan bahwa mereka juga "berkontribusi pada ketahanan" penduduk.

Dia juga mencatat bahwa meskipun vaksin Sinovac banyak digunakan di China, misalnya, negara tersebut belum benar-benar mengalami varian Delta.

“Itu digunakan di tempat-tempat seperti UEA (Uni Emirat Arab) dan Indonesia yang sekarang mengalami varian Delta, tetapi data tidak keluar dari tempat-tempat ini juga,” tambahnya.

“Jadi sebenarnya kami tidak memiliki dasar medis atau ilmiah … untuk menetapkan seberapa efektif Sinovac dalam hal infeksi dan penyakit parah (dari varian Delta). Tapi saya berharap data ini segera muncul dan memungkinkan kita untuk melakukan penilaian,” katanya.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews