Fakta Pasien Covid di Batam Ditolak Rumah Sakit Karena Penuh

Fakta Pasien Covid di Batam Ditolak Rumah Sakit Karena Penuh

Tony saat terkapar di RS Elisabeth Batam saat menunggu penanganan tenaga medis. (Foto: ist/Batamnews)

Batam, Batamnews - Kisah miris dialami keluarga Toni Lukita (77), seorang lansia yang akhirnya meninggal dengan status positif Covid-19. 

Dua rumah sakit di Batam, RS Elisabeth dan RS Awal Bros Batam yag didatangi pihak keluarga penuh untuk ruangan khusus Covid. Toni Lukita pun akhirnya dibawa kembali pulang dan menhembuskan nafas terakhir di rumah.

Namun seperti apa fakta dari kisah miris Toni Lukita?

 

Sempat cek ke dokter spesialis

Tony sempat diperiksa di dokter spesialis penyakit dalam dr Soritua. Berdasarkan swab antigen ia diduga positif Covid-19. 

 

RS Elisabeth Penuh

Direktur Rumah Sakit Elisabeth Lubuk Baja Batam, Dr. Sahat Siahaan membantah pihaknya menolak terhadap pasien tersebut. Menurut Sahat, pasien atas nama TL datang ke rumah sakit pada Minggu (27/6/2021) sekira pukul 10.00 WIB dan pasien masih berada di dalam mobil.

Baca juga: Pasien Covid-19 Meninggal Terlantar, DPRD Desak Pemko Batam Sidak Rumah Sakit

"Keluarga datang ke IGD menanyakan apakah ada tempat, ternyata semua tempat tidur di IGD penuh pasien Covid," ujar Sahat.

Kemudian, pada ruangan perawatan sebanyak 38 tempat tidur juga penuh oleh pasien Covid-19. 

Lanjut Sahat, petugas meminta keluarga untuk sementara menunggu di dalam mobil karena ruangan dalam keadaan masih penuh oleh pasien.

"Setelah 20 menit, keluarga sudah pergi meninggalkan rumah sakit dengan membawa pasien tanpa berkoordinasi dengan petugas IGD," kata Sahat.

 

Pernyataan RS Awal Bros 

Humas Rumah Sakit Awal Bros Kota, Cynthia menyatakan pihaknya tidak menemukan data pasien atas nama Toni setelah mengecek data di instalasi gawat darurat. "Kita sudah cek, tak ada data nama pasien di IGD," ujar Cynthia, Selasa (29/6/2021).

Lebih lanjut, prosedur dalam penanganan pasien yaitu apabila pasien datang petugas langsung melakukan pemeriksaan awal. Kemudian, pasien pasti akan dilakukan penindakan sesuai dengan kondisi pasien.

Baca juga: Positivity Rate Covid-19 Kepri 38,4 persen, Standar WHO 5 Persen

Aiping, kerabat Tony menceritakan ketika datang ke rumah sakit, pihaknya sudah sempat ke IGD dan tidak tertangani dengan alasan pasien penuh. "Kita datang, kemudian petugas hanya nawarin cek benar atau tidaknya Covid, kalau positif mereka tak bisa nanganin," ucap Aiping.


Kondisi Tony mengkhawatirkan

Kondisi T sudah sekarat saat ditolak sejumlah rumah sakit. Ditambah parah lagi usianya yang telah uzur sekitar 77 tahun. "Sampai jatuh-jatuh dan sampai buang air di celana. Tidak satu pun yang tolong saat di RS Elisabeth," ujar M, seorang kerabat yang membawanya.


Telantar Hingga Meninggal

Tony tinggal di Perumahan Kezia Residence bersama seorang adiknya yang mengalami keterbelakangan mental. 

Baca juga: Jenazah Toni Lukita, Pasien Corona Telantar di Batam Dikremasi Hari Ini

Tetangga sempat meminta bantuan ke sejumlah orang, namun nyawa Toni tak terselamatkan. "Miris sekali, dia kemudian meninggal seorang diri di rumahnya, setelah tak dapat pertolongan pertama," ujar M, seorang kerabat


Sempat menelpon Tim Gugus Tugas

M mengaku sempat menelepon Tim Gugus Tugas Kota Batam namun hingga sore hari tak ada kabar berita. "Saya telepon Tim Gugus Tugas, katanya akan diusahakan, tapi tidak janji," ujar M.

 

Jenazah Dikremasi

Jenazah Toni Lukita (77) dikremasi, Selasa (29/6/2021). Proses kremasi dilakukan setelah pemulasaraan jenazah di Rumah Sakit Budi Kemuliaan selesai.

Toni yang meninggal dunia di rumah ini, dibawa oleh Tim Gugus Tugas Covid-19 Kota Batam ke RSBK untuk pemeriksaan lebih lanjut. "Langsung kami kremasi hari ini di Krematorium Sambau, Nongsa," kata Aiping, kerabat mendiang Toni, dikonfirmasi Batamnews.

 

Kerabat minta tim gugus tugas lakukan tracing

Aiping sempat mengeluhkan tidak adanya penanganan dari pihak berwenang terhadap keluarga Toni yang merupakan kontak erat. Untuk rapid test antigen, Aiping dan kerabatnya harus mengeluarkan biaya sendiri.


Pemko Batam umumkan RS penuh

Meski tingkat keterisian rumah sakit atau Bed Occupancy Rate (BOR) Covid-19 di Batam, Kepulauan Riau sebesar 61,52 persen, namun pemerintah mengumumkan seluruh RS sudah penuh. "Tidak ada lagi yang kosong, hunian tempat tidur bagi pasien Covid di Rumah Sakit telah penuh," kata Wali Kota Batam, HM Rudi, Selasa (29/6/2021).

Baca juga: Tak Mampu Tampung Pasien Corona, Wali Kota Rudi: RS di Batam Penuh

Dari sejumlah rumah sakit rujukan, tinggal RSKI Galang yang masih bisa menampung pasien bergejala. 

 

Pemko Siapkan alternatif

Menghadapi lonjakan pasien, Wako Rudi mengungkapkan pihaknya mempersiapkan sejumlah lokasi untuk menampung pasien yakni Bapelkes di kawasan Sekupang dan Asrama Haji Batam.

Bapelkes dilengkapi dengan 180 tempat tidur dan Asrama Haji bisa menampung hingga 900 pasien isolasi mandiri. "Asrama Haji yang tadinya untuk OTG, kalau pasien semakin meningkat juga, maka dijadikan untuk yang sakit. Nah yang OTG akan digeser ke rusun," paparnya.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews