Singapura Diam-diam Incar Proyek Babin, Jembatan Terpanjang di Indonesia

Singapura Diam-diam Incar Proyek Babin, Jembatan Terpanjang di Indonesia

Jembatan di atas laut. (Foto: ilustrasi)

Batam, Batamnews - Pemerintah Indonesia akan resmi membangun jembatan Batam-Bintan, sepanjang 7 kilometer (km). Ini akan menjadi jembatan terpanjang se-Indonesia Raya. Proyek ini diminati oleh Singapura, kedua  negara sempat membahasnya.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengatakan jembatan akan dibangun melalui skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU). Sebelumnya, investor dari Singapura dikabarkan berminat pada proyek ini.

Baca juga: Menteri Suharso Pastikan Jembatan Babin Dikerjakan Sebelum 2024

Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga mengaku tengah melakukan pengkajian teknis dan finansial pada pembangunan Jembatan Batam-Bintan. Meski menggunakan skema KPBU, pemerintah tetap akan memberi dukungan finansial agar proyek tetap feasible.

"Dalam evaluasi yang dilakukan oleh Ditjen Pembiayaan Infrastruktur, tidak bisa totalitas dibiayai oleh KPBU, tetapi harus ada porsi dibantu oleh Pemerintah. Porsi Pemerintah sekitar 30%," ujar Direktur Pembangunan Jembatan, Ditjen Bina Yudha Handita Pandjiriawan, dalam keterangan resminya belum lama ini.

Jembatan Batam-Bintan termasuk jembatan khusus yang terdiri dari dua jembatan, yakni Batam-Tanjung Sauh dan Tanjung Sauh-Bintan. Porsi pembiayaan pemerintah berada pada jembatan penghubung Batam-Tanjung Sauh sedangkan Tanjung Sauh-Bintan akan dibangun oleh investor melaui proses lelang.

"Jembatan Batam ke Tanjung Sauh sekitar 2.000 meter dan Tanjung Sauh ke Bintan 5.000 meter, jadi total panjangnya sekitar 7.000 meter," terang Yudha.

Desain awal pembangunan jembatan ini sudah dibuat oleh Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau pada 2005. Namun, diperbarui tahun 2010.

Baca juga: Suara Meninggi saat Ditanya Proyek Jembatan Babin, Begini Kata Gubernur Ansar

Karena ke depan jembatan berbentuk "tol" alias akan dikenakan tarif, terdapat perubahan desain sesuai standar baru bangunan. Di mana lebar jembatan yang sebelumnya 28 meter disesuaikan menjadi 33 meter.

"Untuk jembatan Tanjung Sauh ke Bintan yang KBPU, nanti desain yang ada menjadi basic design untuk di-update oleh investor menjadi DED (detail engineering design), sehingga untuk ditindaklanjuti apa yang kurang difinalisasi. Sementara Jembatan Batam - Tanjung Sauh karena menjadi tugasnya Pemerintah, kami akan selesaikan kekurangan yang ada dalam beberapa bulan, sehingga saat proses KPBU selesai, DED-nya juga selesai," jelasnya.

Saat ini progresnya masih masuk dalam tahap finalisasi pembahasan KPBU. Diharapkan tak lama lagi konstruksi segera dimulai. Selain itu, Jembatan Batam-Bintan juga akan mendukung rencana pembangunan pelabuhan peti kemas di Tanjung Sauh dan Shelter di pulau Bintan.

 

Rencana pembangunan jembatan terpanjang Indonesia, yang menghubungkan Pulau Batam - Bintan di Kepulauan Riau sepanjang 7 kilometer ini akan segera terealisasi dalam beberapa tahun ke depan. Jembatan berkonsep tol yang sudah menjadi wacana dari tahun 2005 ini ditargetkan tuntas sebelum 2024 pada masa pemerintahan Presiden Jokowi.

Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa menyarankan untuk memisahkan proses pembangunan kedua segmen jembatan itu. Hal ini agar proses pekerjaan lebih terbuka dan cepat selesai.

Baca juga: Proyek Jembatan Babin Kepri Dijual ke Swasta

"Kalau saya ingin bagaimana proyek ini dapat cepat dikerjakan. Minimal tepat waktu," kata Suharso.

Mekanisme pembiayaan menggunakan skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) dalam hal penyediaan infrastruktur. Skema ini digunakan mengingat adanya keterbatasan APNB dalam pembiayaan pembangunan infrastruktur yang menyebabkan adanya selisih pendanaan (funding gap) yang harus dipenuhi.

"Tugas kita dari pemerintah mulai dari perencanaan dan pembiayaan melalui APBN sudah di siapkan, sekarang tinggal penyelesaian proses KPBU dengan pihak investor," kata Suharso.

Menurut Gubernur Kepulauan Riau, Ansar Ahmad mengatakan pembangunan jembatan Batam - Bintan diperkirakan menelan anggaran sebesar Rp 13,12 triliun, yang sebagian bersumber dari APBN. Jembatan ini akan mengembangkan wilayah yang menjadi jalur pembangunan pulau Tanjung Sauh.

"Keberadaan jembatan Batam - Bintan ini penting, tidak hanya menjadi salah satu ikon nasional, tetapi juga akan memacu pertumbuhan ekonomi di Batam - Bintan juga Kepulauan Riau keseluruhan," jelasnya

 

Pemerintah Indonesia dan Singapura berkomitmen untuk melanjutkan penguatan kerjasama ekonomi bilateral antar kedua negara. Komitmen ini kembali ditegaskan dalam pertemuan antar petinggi kedua negara yang digelar secara virtual pada Jum'at (12/03). Salah satunya soal pembahasan proyek Jembatan Batam-Bintan (Babin).

Pertemuan tersebut, dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Deputi Perdana Menteri Singapura Heng Swee Keat, Duta Besar Singapura untuk Indonesia Anil Kumar Nayar dan Duta Besar Indonesia untuk Singapura Suryopratomo.

Dalam pertemuan tersebut, Menko Airlangga mengapresiasi komitmen investasi Singapura ke Indonesia. Pada tahun lalu, investasi Singapura mencapai USD 9,8 Miliar, meningkat 34 persen jika dibandingkan besaran investasi Singapura pada tahun 2019.

jembatan infrastruktur akan dimulai dengan pembangunan jembatan Batam - Bintan atau jembatan Babin sepanjang 6,4 km pada Tahun 2022. Jembatan ini akan menjadi salah satu jembatan terpanjang di Indonesia.

Baca juga: Proyek Jembatan Babin, Menteri Basuki Ingin Ada Sentuhan Seni

"Nantinya, jembatan Batam - Bintan ini akan memiliki row jalan 100 meter dan dibagi dalam tiga trase, yaitu trase Pulau Batam, trase Pulau Tanjungsauh dan trase Pulau Bintan.

Keberadaan jembatan ini akan memudahkan pelaku usaha di Bintan untuk mengirimkan produk pertaniannya ke Batam untuk selanjutnya di ekspor ke Singapura atau ke negara lain. Pembangunan jembatan Batam - Bintan ini diharapkan akan meningkatkan konektivitas dari Bintan dan Batam ke Singapura dan sebaliknya.

Pertemuan itu sempat membahas 'tiga jembatan" yang diharapkan dapat mempererat hubungan bilateral antara Indonesia dan Singapura sekaligus memperkokoh eksistensi kedua negara di kawasan ASEAN dan Internasional. Ketiga jembatan dimaksud adalah jembatan digital, jembatan infrastruktur dan jembatan travel bubble.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews