Berharga Tinggi di China, Cicak Kini Jadi Hewan Paling Diburu

Berharga Tinggi di China, Cicak Kini Jadi Hewan Paling Diburu

Cicak kering yang siap diekspor ke China. (Foto: Karantina Pertanian Medan)

Bangkok, Batamnews - Cicak sering dianggap hanya sebagai hewan pemakan nyamuk saja. Namun, hewan melata ini ternyata memiliki nilai ekonomis tinggi.

Di sejumlah negara-negara Asia Tenggara, cicak kini menjadi hewan yang paling diburu. Seperti di Thailand, hewan itu dibeli dengan harga tinggi dalam keadaan kering.

Menurut China Press, cicak kering dibanderol sekitar Rp 138 ribu per kilogram dan hingga lebih Rp 13 juta untuk satu ton cicak!

Salah satu pengepul cicak kering di Thailand, Lentivanon mengatakan dia mendapatkan ide ini justru berasal dari rekannya di Indonesia.

"Cicak kering ini diekspor ke China, saya juga dikirimi alat pengering cicak," ujarnya.

Sejak itu, bisnisnya berkembang pesat dan dia membuat halaman Facebook di mana harga cicak hidup dan cicak kering berbeda. Tanggapan atas iklannya sangat luar biasa dan netizen Thailand bergegas untuk menjual cicak.

Setelah membeli dan mengeringkan cicak, Lentivanon kemudian menjualnya ke bos lokal yang berasal dari China. Cicak tersebut kemudian akan diekspor ke pasar China untuk dijadikan obat.

Di Indonesia, pebisnis cicak kering ini bisa ditemukan di Cirebon, Jawa Barat.

Pelaku bisnis ini adalah Ita Purwita, wanita berumur 23 tahun. 

Dia menjelaskan, bisnis cicak kering ini sebenarnya usaha turun temurun yang sudah dimulai oleh sang ibu sejak 16 tahun lalu. Kemudian Ita melanjutkan dan mengembangkan usaha orang tuanya tersebut.

"Awalnya dari usahanya ibu, sudah 16 tahunan. Saya baru merintis sekitar setengah tahun. Awalnya ada permintaan. Dikirim ke Surabaya," ujar dia dilansir Liputan6.com.

Menurut Ita, cicak banyak dicari lantaran menjadi bahan baku obat, khususnya ramuan obat China. Oleh sebab itu, selama ini permintaan dari Negeri Tirai Bambu tersebut cukup tinggi.

‎"Biasanya untuk obat. Itu diambil semua bagian tubuh cicak, seperti langsung digiling. Permintaan dari China. Biasa kirimnya per bulan sebanyak 1 kwintal. Harganya per kg itu Rp 250 ribu," kata dia.

Ita mengaku mendapatkan cicaknya dari wilayah Cirebon dan sekitar Jawa Tengah. Sebelum dijual, cicak yang didapat dari pengepul melewati sejumlah proses agar bisa menjadi kering dan siap jual.

"Dapatnya dari wilayah Cirebon, kemudian Jawa Tengah. Itu ada pengepulnya. ‎Masih hidup kemudian kita keringkan. Kita rendam pakai sabun, nanti lama-lama mati sendiri, kemudian kita oven malam hari, paginya jemur di matahari biar lebih kering. Kemudian baru dijual," jelas dia.

Dari bisnis ini, Ita mengaku meraup omzet hingga Rp 5 juta per bulan. Dia berharap usaha yang dijalankannya terus berkembang dan bisa menjual cicaknya ke lebih banyak negara.


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews