Perempuan Terlibat Teror, Napi Bom Bali Ali Imron: Itu Jihad Ngawur

Perempuan Terlibat Teror, Napi Bom Bali Ali Imron: Itu Jihad Ngawur

Ali Imron.

Jakarta - Aksi teror bom yang dilakukan suami-istri di Gereja Katedral di Makassar, Minggu (28/3/2021) dan teror lainnya yang melibatkan perempuan dan anak menyalahi adab dan fiqih jihad.

Sebab mereka melakukannya sekedar mengikuti hawa nafsu agar menimbulkan korban lebih banyak. Padahal esensi jihad tidak seperti itu.

"Mereka menggunakan perempuan dan anak-anak yang secara fiqih harus dilindungi. Ini pakai adab jihad apa?," kata narapidana kasus terorisme Bom Bali I, Ali Imron diberitakan detikom, Jumat petang (2/4/2021).

Sebagai orang yang pertama kali melakukan teror bom di Indonesia, mantan jihadis Afghanistan, Filipina, Ambon dan Poso itu mengaku sangat menyelah. Dia meratapi aksinya di Bali pada 12 Oktober 2002 karena dianggap telah menginspirasi berbagai teror kemudian.

"Saya merasa bersalah setiap kejadian bom di Indonesia. Karena saya salah satu yang mengobarkan semangat melakukan aksi jihad yang kami niatkan pada waktu itu," sesal Ali Imron yang telah 18 tahun meringkuk di penjara karena aksinya itu.

Sebelum meledakan bom di Bali yang menewaskan lebih dari 200 jiwa dia mengakui pernah melakukan pemboman di gereja-gereja.

Tapi bom yang dirakit sengaja berkekuatan kecil dan diletakkan di ruang kosong. Sebab peledakan bom lebih dimaksudkan sebagai peringatan terhadap kaum non muslim terkait konflik Ambon dan Poso.

"Jadi, ketika saya lihat jamaahnya ternyata banyak perempuan dan anak-anak, ya bom diletakan di ruangan kosong biar gak banyak korban," kata Ali Imron.

Pada bagian lain dia meminta pihak-pihak yang menyalahkan program deradikalisasi untuk menahan diri. Sebab dalam prakeknya hal itu bukan cuma menjadi tanggung jawab BNPT, Densus 88, dan dirinya sebagai mantan teroris. Deradikalisasi, kata dia, harus melibatkan semua pihak termasuk politisi dan insan pers.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews