Nelayan Tradisional Natuna Menjerit Digerus Kapal Lengkong dan Cantrang

Nelayan Tradisional Natuna Menjerit Digerus Kapal Lengkong dan Cantrang

Aktivitas kapal pukat Lengkong. (Foto: ist/Batamnews)

Natuna - Sejumlah Nelayan di asal Sedanau, Kecamatan Bunguran Barat, Kabupaten Natuna resah dengan aktivitas kapal pukat lengkong yang masuk dalam area tangkap nelayan lokal. Aktivitas kapal ini merusak rumpon buatan milik nelayan lokal. 

Djoko Suprianto (42), seorang warga nelayan mengeluhkan adanya sejumlah kapal lengkong yang masuk dalam area tangkap mereka. Banyak rumpon buatan nelayan yang putus dan rusak akibatnya.

Djoko bersama beberapa nelayan lainnya menceritakan kejadian ini setiap tahun, ketika musim utara tiba. 

"Kami nelayan Sedanau, ketika cuaca ekstrem seperti saat ini, tidak bisa melaut jauh. Untuk itu kita sengaja membuat rumpon buatan di area tangkapan kita yang tidak jauh di bawah 30 mil," ucapnya.

Saat musim utara, di mana angin utara membuat gelombang di laut tinggi, rumpon buatan itulah yang menjadi tumpuan mereka, para nelayan lokal mencari ikan. Pasalnya mereka tidak bisa melaut jauh hingga ke laut lepas.

John Aprianto (33) nelayan lainnya sangat kesal dengan ulah kapal kapal pukat lengkong ini. "Baru satu hari kami pasang rumpon, belum sempat kami menuai hasil, rumpon kami sudah rusak," ujarnya.

"Pernah kita tegur ABK yang ada di kapal lengkong tersebut, tapi mereka tidak respon dan tetap melanjutkan aktivitasnya. Kami tidak bisa banyak berbuat karena kami para nelayan lokal ini kalah jumlah," tuturnya.

Nelayan lokal di Sedanau hanya menggunakan kapal yang rata rata hanya 1-2 Gross Tonage (GT), juga kalah dalam hal alat tangkap yang masih tradisional. Mereka bingung mau mengadu kemana. 

Sebelumnya pada Februari 2020 lalu, ratusan nelayan Natuna menolak wacana pemerintah pusat memobilisasi ratusan kapal cantrang (ukuran 100 GT) dari Jawa untuk melaut di perairan Natuna. 

Nelayan Natuna yang masih tertinggal alat tangkap khawatir mata pencarian mereka tergerus. Mereka pun melakukan demo penolakan saat itu.

Menariknya, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti baru-baru ini meminta Presiden Joko Widodo alias Jokowi memulangkan kapal cantrang dari Pantura di perairan Natuna. Kapal-kapal tersebut ditengarai merusak mata pencaharian masyarakat setempat.

"Pak Presiden @jokowi saya mohon lindungilah livelyhood/mata pencaharian mereka. Stop izin kapal2 cantrang Pantura ke Natuna," kata Susi melalui akun Twitter resminya, @susipudjiastuti, Senin, 7 Desember 2020 lalu.

Menurut Susi, Jokowi hanya perlu menelepon pejabat terkait untuk menghentikan operasi kapal tersebut. Bos maskapai Susi Air itu pun mengimbuhkan, Presiden mesti menjaga perairan Natuna agar tak sampai rusak.

"Biarlah yang rusak wilayah laut Jawa sd (sampai dengan) Sumatera bagian selatan timur yang memang sudah lama tidak bisa dihentikan dan diatur," ucap Susi.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews