Kisah Sedih di Balik Tewasnya Mualim, Guru Ngaji Pesantren di Batam

Kisah Sedih di Balik Tewasnya Mualim, Guru Ngaji Pesantren di Batam

Mualim korban tewas setelah terlibat kecelakaan dengan mobil patroli polisi Simpang Jam Baloi. (Foto: Facebook)

BATAMNEWS.CO.ID, Batam - Teman-teman Mualim, sesama pengajar di Pondok Pesantren Abdul Khodir, di Kelurahan Patam Lestari, Sekupang, Batam, turut bersedih atas kejadian nahas yang menewaskan Mualim.

Kesedihan akibat peristiwa mengenaskan yang terjadi di Simpang Jam, Baloi, Batam, pada 19 September 2015 sekira pukul 23.00 WIB itu masih bergelayut di para penghuni Pondok Pesantren, tempat Mualim mencurahkan ilmunya.

"Saya sedih. Ustaz Mualim telah pergi, dan dengan cara seperti itu (kecelakaan)," kata Ustaz Dian, seorang pengajar dan teman dekat Mualim, kepada batamnews.co.id, kemarin.

Mualim menjadi korban kecelakaan lalu lintas saat pulang mencari kerja. Ia ditabrak mobil patroli polisi yang dikendarai Bripda Yoki.

Saat itu Mualim hendak pulang ke kediamannya, di Patam Asri Blok I no. 7, Sekupang, Batam, Kepulauan Riau.

Menurut Dian, hukum yang berlaku dalam ajaran Islam, siapapun yang menghilangkan nyawa seseorang, secara tidak sengaja akan wajib dikenakan denda baginya 10 ekor unta. Bila pihak keluarga menuntut.

Atau dibalaskan kepadanya, atas perbuatannya yang sama. "Tapi, bila keluarga mengikhlaskan. Maka tidak apa-apa," kata Ustad Dian.

Mualim ketika pulang dalam kondisi hati sedang berbunga-bunga. Ia baru saja diterima kerja di Home Elektronik Mega Mall, Batam Centre.

Selain itu, istri Mualim, Husnul tengah mengandung anak pertama. Mereka baru saja menikah pada Mei 2015 lalu.

Menurut keterangan saksi mata, motor yang dikendarai Mualim, tertabrak saat mobil patroli yang dikendarai Yoki, menerobos lampu merah dari arah Simpang Kabil.

Sedangkan, Mualim berkendara dari arah simpang Galael Sei Panas, menuju arah pulang ke Patam Asri, Sekupang, Kota Batam.


[alf]


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews