Banyak Industri Besar Ogah Kembangkan Vaksin Corona, Berikut Alasannya

Banyak Industri Besar Ogah Kembangkan Vaksin Corona, Berikut Alasannya

Ilustrasi

Jakarta - Manajer Senior Integrasi Riset dan Pengembangan PT Bio Farma (Persero), Neni Nurainy mengungkap banyak industri farmasi yang tidak tertarik menggelontorkan dana untuk pengembangan vaksin Corona (Covid-19). Mahalnya biaya pengembangan vaksin menjadi alasannya.

"Yang menjadi perhatian adalah biaya untuk pengembangan (vaksin) cukup tinggi dan tidak ada garansi akan dipakai rutin oleh industri. Jadi industri-industri besar sebenarnya tidak tertarik pada produksi vaksin pandemi ini," kata Neni dalam webinar bertajuk 'Covid-19 dan Prospek Vaksin untuk Indonesia', Jumat (14/8/2020).

Itulah mengapa dalam kondisi seperti ini diperlukan kerja sama antar negara dalam bentuk agar mendapatkan pendanaan yang cukup untuk membiayai riset.

"Perlu konsorsium bersama dan perlu global fund terlibat dalam pengembangan dan produksi vaksin ini. Belum lagi kapasitas produksi dalam jumlah besar pada waktu yang singkat," ucapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Lipotek Australia Ines Atmosukarto menjelaskan alasan industri tidak tertarik mengembangkan vaksin karena mahalnya biaya teknologi yang digunakan. Sebab, virus Corona yang tengah merebak ini merupakan virus baru yang memerlukan teknologi baru pula.

"Penggunaan platform teknologi baru yang sebenarnya belum banyak diketahui karena belum banyak digunakan," ujarnya.

Ditambah butuh kerja keras untuk memproduksi vaksin ini karena harus selesai dalam waktu singkat. Sebab normalnya pembuatan vaksin memerlukan waktu hingga 10-15 tahun.

"Pengembangan vaksin akan bisa terjadi selama 15 tahun. Untuk itu kita harus sadari apa yang dilakukan pelaku produsen vaksin adalah tantangan besar," sebutnya.

Hingga saat ini setidaknya baru 150 perusahaan yang tertarik untuk mengembangkan vaksin. Lebih rinci dijelaskan, dari 150 perusahaan ada 135 bakal vaksin yang telah ditemukan peneliti pada tahap pra klinis. Namun baru ada 20 bakal vaksin yang memasuki uji coba fase I, 11 vaksin yang memasuki uji coba fase II, 8 vaksin di fase III dan 2 vaksin yang mendapat persetujuan penggunaan terbatas.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews