Sejumlah Akun Percakapan Tokoh Agama, Pengusaha, Politikus di Batam Kena Bajak

Sejumlah Akun Percakapan Tokoh Agama, Pengusaha, Politikus di Batam Kena Bajak

Ilustrasi. (Foto: SinyalM agz)

Batam - Akun percakapan milik sejumlah tokoh di Kota Batam, Kepulauan Riau diduga diretas. Peretasan diawali dengan membobol sebuah grup percakapan yang dihuni tokoh-tokoh ini.

Diketahui, grup tersebut berisi sejumlah tokoh dengan berbagai latar belakang. Mulai dari politikus, pengusaha, tokoh masyarakat dan tokoh agama. Tak hanya grup WhatsApp, namun juga Telegram.

Belum diketahui pihak mana yang diduga melakukan peretasan. Namun dari aksinya, diketahui pelaku diperkirakan memiliki kemampuan yang mumpuni karena bisa membobol verifikasi dua langkah (two step verification) yang dipasang oleh pengguna aplikasi.

Salah satu tokoh menjadi sasaran peretasan adalah Ketua DPD I Partai Golkar Kepulauan Riau, Akhmad Maruf Maulana. Akun WhatsApp milik Ketua Kadin Kepri diambil alih oleh orang yang tak bertanggung jawab dan digunakan untuk menyebar pesan bernada kampanye hitam.

"Hape saya dikloning, jadi kalau ada yang minta bantuan atau yang black campaing itu bukan saya," ujar Ma'ruf kepada Batamnews, Selasa (14/7/2020).

Peretasan akun WhatsApp itu menimpa Maruf sejak Minggu (12/7/2020) lalu. Ia mengaku kaget mendapat kabar nomor handphone  mengirim pesan-pesan yang tak pernah ia kirim.

"Untuk sementara saya off kan," ujar Ma'ruf.

Hal yang sama juga dialami Eko Syaiful Arifin, Chief Finance Officer (CFO) Parakerja. Dia terpaksa mencopot aplikasi Telegram miliknya, karena diretas dan diambil alih oleh orang yang meretas.

Tidak hanya dia saja, Eko yang tergabung di dalam grup pengusaha itu mengatakan bahwa semua orang yang ada di dalam grup itu juga diretas akunnya.

“Dia (pelaku) nggak hack, tapi mengambil alih. Padahal saya kira Telegram ini sudah paling aman dibandingkan aplikasi lain, tapi masih bisa aja diretas,” kata Eko kepada batamnews, Rabu (15/7/2020).

Peretasan itu diketahui Eko pada Senin (13/7/2020) kemarin, dimana dia mendapatkan info dari telegram bahwa ada permintaan OTP dari akunnya yang menggunakan handphone berbeda.

“Setelah itu keluar pesan IP yang mengakses akun saya. Tahu ada bermasalah, kemudian saya double enskrip tele pakai email dan pasword langsung setelah menerima pesan itu,” ucap Eko.

Selanjutnya, pada pagi ini dia melihat postingan salah 1 anggota grup menginfokan di facebooknya kalau akun telegramnya telah diambilalih oleh orang lain.

“Pas saya cek lagi telegram saya, ternyata lgsung sudah harus buat akun baru, kemudian kawan-kawan dari grup tersebut ada yang info ke WhatsApp pribadiku kalau akun telegram saya sudah berganti nomor handphone,” kata Eko.

Kemudian setelah itu, satu persatu akun telegram di dalam grup tersebut diambilalih. Sampai malam ini dari anggota grup kami 29 orang, hampir semua sudah terambil alih akun Telegramnya. Bahkan, sekarang ada yang akun WhatsApp-nya ikut diambilalih.

“Kalau menurut kami sih, kami diincar. Tapi nggak tahu tujuannya apa,” ujar Eko.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews