Driver Gojek Mogok di Batam Usaha Kuliner Terimbas

Driver Gojek Mogok di Batam Usaha Kuliner Terimbas

Ilustrasi.

Batam -  Aksi mogek driver Gojek mengakibatkan sejumlah usaha, seperti kuliner terimbas. Dikabarkan aksi mogok akan berlangsung hingga Senin (13/7/2020).

Salah satu pengusaha kuliner di Batam Centre, Tano Saputra menuturkan  pemasukan menurun jauh.

"Mereka (gojek) mau ambil yang bayarnya pakai gopay saja, yang tunai nggak diambil. Express banyak pindah ke Grab, kalau bike mungkin ke Maxim. kalau food hanya sedikit yang ke Grab," tutur Tano, Minggu (12/7/2020).

Sejumlah pemesanan banyak yang dicancel akibat tidak ada driver. "Kalau dari pemesanan (via) Gojek turun 70 persen," ucap pengusaha kuliner, Ayam Gepuk tersebut.

Seperti diberitakan sebelumnya, setelah sempat menggelar unjuk rasa pada Kamis (9/11/2020), driver Gojek di Kota Batam, Kepulauan Riau melanjutkan aksi dengan mematikan aplikasi. Mereka menolak mengangkut penumpang maupun order makanan.

Aksi ini merupakan bentuk protes para driver atas kebijakan manajemen Gojek Indonesia. Mereka menuntut menghilangkan "Program Berkat" dari Kota Batam dan mengembalikan skema insentif awal. Tuntutan lanjutan yakni program evaluasi akun joki "Tanpa Syarat".

Lalu, meminta evaluasi tarif yang berlaku saat ini secepatnya dan turunkan potongan 20 persen. Kemudian, setiap perubahan sistem harus melibatkan mitra, melalui survei pesan di aplikasi. Terakhir, keputusan harus disampaikan secara terbuka dan transparan. 

Seorang driver Gojek Batam, Ageng mengatakan aksi mogok tersebut akan terus dilakukan sampai Senin (13/7/2020). “Masih (mogok), kami tidak ada yang menerima orderan,” ujar Ageng, Sabtu (11/7/2020). 

Ageng juga mengungkapkan kerugian para driver akibat program Berkat dari manajemen Gojek Indonesia. “Program ini sangat merugikan, untuk mendapat bonus sebesar Rp 100 ribu harus mendapat 14 point,” katanya. 

Untuk mendapat 14 point, kata Ageng dibatasi waktunya, dari pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 20.00 WIB. Berbeda dengan program sebelumnya yang tidak dibatasi waktunya. 

“Dulu waktunya tak terbatas, jadi sekarang, kalau tidak dapat point Gojek hanya bayar selisihnya,” kata Ageng. 

Head of Corporate Affairs Sumbagsel Gojek Indonesia, Aji Wihardandi mengatakan, untuk melindungi keamanan akun Mitra dan menjaga kepercayaan pelanggan, Gojek mewajibkan mitra untuk menggunakan akun miliknya sendiri.

Penggunaan akun milik orang lain (akun joki) tidak diperbolehkan dan merupakan pelanggaran terhadap Tata Tertib Gojek sehingga akun tersebut akan dinonaktifkan.

"Akan tetapi, Gojek juga memahami ada Mitra aktif, memiliki kinerja yang baik, dan menjadikan Gojek sebagai pekerjaan utama, namun tidak menggunakan akun miliknya sendiri," sebutnya dalam keterangan tertulis kepada Batamnews, Kamis (9/7/2020).

Oleh karena itu dikatakan Aji, Gojek meluncurkan Program Evaluasi Akun Joki di mana semua Mitra yang menggunakan akun joki akan diberikan satu kali kesempatan untuk dievaluasi akunnya.

"Apabila mitra lolos evaluasi, mitra akan diberikan akun milik nya sendiri dan akun joki tersebut akan dinonaktifkan," sebutnya.

 

Terkait Tarif dan Sharing Profit 20%

Sementara itu, perihal tarif per kilometer dan tarif minimum, dikatakannya Gojek selalu patuh terhadap peraturan yang berlaku.

Penentuan potongan biaya layanan Gojek sebesar 20% ini sudah menjadi keputusan perusahaan Gojek, dan hal ini telah disampaikan oleh Gojek sejak awal proses bergabungnya mitra driver.

"Gojek sudah melakukan diskusi dan mediasi bersama pihak perwakilan mitra batam, kami harap diskusi dua arah seperti ini bisa terus dilakukan tanpa harus melakukan demonstrasi, karena pada intinya kami selalu terbuka terhadap masukan dan aspirasi mitra kami," ujarnya.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews