Beda Gejala DBD dan Virus Corona

Beda Gejala DBD dan Virus Corona

Ilustrasi

Jakarta - Sebanyak 410 dari 460 kabupaten/kota di Indonesia terdapat penularan kasus demam berdarah dengue (DBD) dan juga Covid-19. Ini membuktikan adanya infeksi ganda yang terjadi selama pandemi Corona berlangsung.

DBD dan Covid-19 diketahui sebagai penyakit yang bersumber dari virus dan menyebabkan gejala demam tinggi bagi pengidapnya. Ternyata ada perbedaan gejala antara DBD dan Covid-19 selain demam.

Menurut ahli infeksi dan pediatri tropik dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), dr Mulya Rahma Karyanti, Spa(K), perbedaan yang paling mencolok dari gejala keduanya adalah pasien Covid-19 tidak mengalami pendarahan seperti DBD.

"Jadi kalau untuk kasus DBD penyebabnya virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk aedes aegypti," kata dr Mulya dalam siaran langsung BNPB melalui kanal YouTube, Senin (22/6/2020).

"Biasanya, keluhannya demam tinggi mendadak dan kadang disertai muka merah, dan nyeri kepala, nyeri di belakang mata, muntah-muntah, dan biasanya disertai pendarahan, itu yang tidak ada pada Covid," lanjutnya.

Pada beberapa kasus DBD, pasien juga ada yang mengalami gejala batuk-batuk. Namun, dr Mulya menekankan gejala seperti itu kemungkinan terjadinya sangat kecil.

"Pada DBD gejala batuk bisa saja terjadi, namun (hanya) 10-15 persen kecil persentasenya dan tidak sesak seperti Covid kan saluran napas atas keluhannya," jelasnya.

"Tapi ini lebih ke demam, pendarahan kulit yang harus di waspadai, pendarahan apapun seperti, mimisan, gusi berdarah, dan memar itu harus diwaspadai," lanjutnya.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews