Alasan Lailatul Qadar Turun di Malam Hari

Alasan Lailatul Qadar Turun di Malam Hari

Malam Lailatul Qadar menjadi malam yang ditunggu umat Muslim ketika memasuki bulan Ramadan, terutama malam ganjil di sepuluh hari atau sepertiga akhir Ramadan. (Foto: Antara/Raisan Al Farisi)

Malam Lailatul Qadar menjadi malam yang ditunggu-tunggu umat Islam ketika memasuki bulan Ramadan, terutama pada malam ganjil di sepuluh hari atau sepertiga akhir Ramadan.

Bagaimana sebenarnya penjelasan Lailatul Qadar ini di dalam Al Quran?

Lailatul Qadar sebagaimana dijelaskan di dalam Al-Qur'an terdapat pada surah al-Qadar atau surat ke-97. Ia terdiri atas lima ayat.


إِنَّآ أَنزَلۡنَٰهُ فِي لَيۡلَةِ ٱلۡقَدۡر(ِ Ù¡) وَمَآ أَدۡرَىٰكَ مَا لَيۡلَةُ ٱلۡقَدۡر(ِ٢) لَيۡلَةُ ٱلۡقَدۡرِ خَيۡرٞ مِّنۡ أَلۡفِ شَهۡر(ٖ٣) تَنَزَّلُ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةُ وَٱلرُّوحُ فِيهَا  بِإِذۡنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمۡر(ٖ٤) سَلَٰمٌ هِيَ حَتَّىٰ مَطۡلَعِ ٱلۡفَجۡرِ(Ù¥)

Artinya : Sesungguhnya Kami telah menurunkan (Al Quran) pada malam kemuliaan. (1) Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?.(2) Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.(3) Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. (4) Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar (5)

Namun pertanyaan yang sering muncul selanjutnya adalah mengapa Lailatul Qadar turun pada malam hari? Mengapa bukan siang hari di saat manusia masih siap dan berjaga?


Mengutip Alif.id, Allah sendiri menunjukkan beberapa keistimewaan malam dibandingkan siang hari dalam firmannya QS: al Muzammil ayat 6:

  إِنَّ نَاشِئَةَ ٱلَّيۡلِ هِيَ أَشَدُّ وَطۡٔٗا وَأَقۡوَمُ قِيلًا Ù¦

"sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat ( untuk Khusu') dan bacaan di waktu itu lebih berkesan."

Ayat di atas menjelaskan bahwa malam menjadikan hati dan pikiran kian jernih, hening, ucapan lebih tepat dan benar. Malam hari diberikan keistimewaan oleh Allah SWT. Malam hari juga yang digunakan oleh Nabi Muhammad Saw untuk melakukan kontemplasi atau tahannust di Gua Hira sampai mendapatkan wahyu pertama kali.

Selain itu keistimewaan malam juga ditunjukkan dalam banyak hadis. Salah satu hadis menjelaskan, bagaimana Allah SWT mengampuni hamba-Nya pada malam hari, Allah menurunkan rahmat-Nya, maghfiroh-Nya ke bumi ketika malam hari.

Hal ini menunjukkan bahwa ada keistimewaan-keistimewaan di malam hari. Bagaimana kaum beriman memohon ampun di ujung malam atau waktu sahur, sebagaimana terdapat di surat ad-dzariyat : 18.

  وَبِٱلۡأَسۡحَارِ هُمۡ يَسۡتَغۡفِرُونَ ١٨

Wa bil-as-ḥāri hum yastagfirụn

Artinya: Dan selalu memohonkan ampunan di waktu pagi sebelum fajar.

Oleh karena itu Al-Qur'an turun di Lailatulqadar, suatu keistimewaan ditambah keistimewaan, suatu kelebihan di atas kelebihan yang pertama kata 'laila' atau malam itu sendiri, di dalam malam ada keistimewaan.

Para ulama pun memberikan ciri-ciri turunnya malam Lailatul Qadar. Dengan ciri malam hening, tenang, cahaya redup tapi tajam, hati umat manusia terasa tenang, sejuk, khusyuk dan lain sebagainya. Di malam itu juga rahmat Allah SWT turun bersama para malaikat. Hal itu tidak lain karena Nabi Muhammad SAW diangkat oleh Allah SWT menjadi Nabiyurrahmah, yaitu diutus menjadi nabi yang memberikan rahmat bagi alam semesta.

Tak ada yang tahu kapan malam Lailatul Qadar akan tiba, seperti tersembunyi. Ada tujuannya mengapa malam suci itu tersembunyi, agar manusia tidak memilih malam, tidak memilih hari, saat giat beribadah, tidak boleh memilih-milih ibadah, tetapi bagaimana pada sepuluh hari terakhir pada bulan Ramadan, agar digunakan sebaik-baiknya.

Keterangan Imam Thabari bahwa Lailatul Qadar jatuh pada tanggal 24 Ramadan, padahal diketahui tahu tanggal 24 adalah tanggal genap. Sebagaimana turunnya wahyu pada nabi-nabi sebelum nabi Muhammad SAW. Contohnya suhuf Nabi Ibrahim AS turunnya pada awal Ramadan. Kitab Taurat turun pada tanggal 6 Ramadan. Kitab Zabur turun tanggal 12 Ramadan. Kitab Injil turun pada 18 Ramadan. Al-Qur'an turun pada tanggal 24 Ramadan.

Dengan demikian Lailatul Qadar tidak harus ada di malam ganjil, bisa jadi di malam tanggal yang genap. Semua serba mungkin, oleh karenanya bulan Ramadan dari malam pertama sampai terakhir harus diisi dengan ibadah.

 

Penulis: Ahmad Nurul Huda


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews