Utang Luar Negeri RI Tembus Rp 6.300 Triliun, Berikut Rinciannya

Utang Luar Negeri RI Tembus Rp 6.300 Triliun, Berikut Rinciannya

Ilustrasi

Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan utang luar negeri (ULN) Indonesia melambat yakni 5,4 persen dibandingkan bulan sebelumnya 7,6 persen. Perlambatan ini terjadi karena pandemi Covid-19 yang terjadi di seluruh dunia. Bagaimana rinciannya?

Dari catatan bank sentral ULN Indonesia per Februari 2020 sebesar US$ 407,5 miliar atau setara dengan Rp 6.316 triliun (kurs Rp 15.500). Angka ini tumbuh 5,4 persen lebih lambat dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya 7,6 persen.

ULN ini terdiri dari utang pemerintah dan bank sentral sebesar US$ 203,3 miliar atau Rp 3.151 triliun atau swasta termasuk BUMN US$ 204,2 miliar Rp 3.165 triliun.

Jika dijabarkan ULN pemerintah di luar bank sentral tercatat US$ 200,6 miliar atau tumbuh 5,1 persen lebih rendah dari pertumbuhan bulan lalu 9,5 persen.

"Penurunan ULN pemerintah dipengaruhi sentimen global sebagai dampak pandemi COVID-19 yang meluas sehingga mendorong arus modal keluar dari pasar surat berharga negara (SBN) domestik," tulis keterangan tersebut, dikutip Rabu (15/4/2020).

Utang ini digunakan untuk kegiatan sosial sebesar 23,4 persen dari total ULN pemerintah, jasa pendidikan 16,3 persen, konstruksi 16,2 persen, sektor jasa keuangan dan asuransi 12,8 persen, sektor administrasi pemerintah, pertahanan dan jaminan sosial wajib 11,6 persen.

 

ULN Swasta

Bank Indonesia juga mencatat ULN swasta tumbuh 5,9 persen dipengaruhi oleh perlambatan ULN bukan lembaga keuangan di tengah peningkatan ULN lembaga keuangan.

Pada Februari 2020, ULN perusahaan bukan lembaga keuangan tumbuh sebesar 6,9 persen (yoy), melambat dari 7,7 persen yoy pada Januari 2020. Kemudian, ULN lembaga keuangan tumbuh meningkat dari 0,3 persen (yoy) pada Januari 2020 menjadi 2,7 persen (yoy) pada Februari 2020.

Beberapa sektor dengan pangsa ULN terbesar, yakni mencapai 77,4 persen dari total ULN swasta, adalah sektor jasa keuangan & asuransi, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas & udara dingin (LGA), sektor pertambangan & penggalian, dan sektor industri pengolahan.

BI menyebut struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung dengan penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Kondisi tersebut tercermin antara lain dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada Februari 2020 sebesar 35,9 persen, menurun dibandingkan dengan rasio pada bulan sebelumnya sebesar 36,3 persen. Di samping itu, struktur ULN Indonesia tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang dengan pangsa 89,2 persen dari total ULN.

"Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan Pemerintah terus meningkatkan koordinasi dalam memantau perkembangan ULN, didukung dengan penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya," tulisnya.

Peran ULN juga akan terus dioptimalkan dalam menyokong pembiayaan pembangunan, dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews