Orang-orang Ini Nggak Tahu Lagi Ada Wabah Corona di Dunia, Siapa Dia?

Orang-orang Ini Nggak Tahu Lagi Ada Wabah Corona di Dunia, Siapa Dia?

Kapal selam (Foto:ilustrasi)

Le Pecq - Masih ada orang-orang di dunia ini yang tidak tahu jika ada pandemi virus Corona. Seperti contohnya, para tentara yang bertugas di dalam kapal selam.

Ya, para tentara yang bertugas di dalam kapal selam sama sekali tidak tahu jika ada pandemi virus Corona di luar sana. Para tentara ini pergi bertugas sebelum virus Corona datang menyerang.

Sampai sekarang pun, para tentara ini tidak tahu jika dunia sedang berjibaku dan berperang melawan virus Corona.

"Mereka tidak tahu," kata Laksamana Dominique Salles, yang pernah memimpin Skuadron Kapal Selam Balistik Prancis periode 2003-2006, seperti dikutip dari Associated Press, Jumat (4/2/2020).

Berita buruk tentang pandemi virus Corona yang menimpa dunia, memang sengaja disembunyikan dari mereka, dengan alasan agar tetap fokus dalam menjalankan misinya. Selain itu, juga untuk menjaga moral mereka agar tidak jatuh.

"Anak-anak ini harus tetap tersedia untuk misi mereka," imbuh Dominique yang kini sudah pensiun dari dunia militer.

Para tentara yang bertugas di dalam kapal selam bisa pergi selama berbulan-bulan dan baru bisa pulang setelah misinya selesai.

 

Baru Diberitahu Setelah Misi Selesai

Para tentara ini pergi jauh sebelum ada wabah Corona dan Prancis di-lockdown pada 17 Maret. Mereka baru akan diberi tahu kabar ini setelah mereka kembali ke daratan.

Biasanya kabar-kabar buruk ini akan disampaikan oleh Sang Komandan setelah mereka tiba di pelabuhan, sekitar 2 hari terakhir misi mereka usai.

"Mereka yang sedang berada di laut tidak butuh informasi tersebut," lanjut pria yang pernah memimpin Kapal Selam Nuklir Prancis bernama L'Inflexible.

"Komandan mereka, saya rasa tidak akan memberi tahu apa yang sedang terjadi. Saya pikir, dia tidak tahu detailnya," imbuh Dominique.

Di dalam kapal selam, memang tidak tersedia internet, radio, bahkan juga televisi. Satu-satunya sumber informasi adalah berita yang diterima dari Sang Komandan.

Sang Komandan pun berhak untuk memfilter berita apa yang harus disampaikan dan tidak boleh disampaikan kepada kru kapal selam yang bertugas. Tidak semua informasi bisa disampaikan kepada semua orang.

 

Kabar yang Bikin Shock

Bagi para tentara yang bertugas di kapal selam, pulang ke rumah bisa jadi kejutan yang menyenangkan atau bisa juga sebaliknya. Kebanyakan dari mereka akan shock dengan kabar-kabar buruk yang sebelumnya dirahasiakan oleh komandan mereka.

Kapal selam Prancis biasanya akan pergi menunaikan misi dalam jangka waktu 60-70 hari, dengan jumlah kru mencapai 110 orang yang berada di dalam kapal selam. 

Para tentara yang pergi di bulan Februari, akan kembali paling tidak di akhir bulan April. Itu artinya, mereka tidak tahu jika dunia sudah berubah gara-gara pandemi virus Corona.

Di awal bulan Maret, baru ada 2 kasus kematian akibat virus Corona di Prancis. Tapi hanya dalam tempo waktu sebulan saja, angka tersebut pun sudah jauh membengkak, jadi lebih dari 2.600 kematian dan 40.000 lebih orang terinfeksi.

Bisa jadi dari ribuan korban jiwa akibat Corona tersebut adalah salah satu dari keluarga para tentara ini, atau malah orang-orang terdekat mereka.

"Mereka tidak akan mengalami krisis seperti yang kita alami sekarang. Mereka akan belajar sejarah, tapi sejarah ini berkaitan erat dengan mereka," kata Doctor Gabriel, dokter tentara yang juga pernah bertugas di kapal selam.

 

Tetap Teguh Memegang Rahasia

Laksamana Dominique Salles, sudah paham betul soal menjaga perasaan para anak buahnya di kapal selam. Dia sudah melewati banyak peristiwa pahit dan tetap berpegang teguh untuk tidak menceritakannya kepada anak buahnya.

Seperti contohnya, saat peristiwa pengeboman di kota Madrid pada tahun 2004. Dominique sama sekali tidak memberi tahukan informasi tersebut kepada anak buahnya karena ingin agar mereka tetap fokus menjalankan tugas.

Namun untuk kasus pandemi Corona seperti sekarang, Dominique mengaku situasinya akan sangat sulit bagi para tentara setibanya mereka di pelabuhan. Karena Dominique tahu, para tentara ini pergi bertugas meninggalkan orang-orang terkasih di tengah masa pandemi Corona dan pulang saat situasi belum membaik.

"Tidak peduli betapapun seriusnya peristiwa tersebut, tidak ada yang bisa dilakukan oleh para kru kapal selam. Karena mereka tidak bisa melakukan apa-apa, jadi lebih baik tidak tahu apa-apa," tegas Dominique.

Pun saat orang tuanya meninggal dunia, Dominique tetap bertugas memimpin skuadronnya di dalam kapal selam. Berita tersebut disimpan sampai dia menyelesaikan misinya selama 60 hari.

"Mereka tahu bahwa mereka tidak akan diberi tahu, dan mereka menerima itu. Ini adalah bagian dari kesepakatan kita bersama," pungkas Dominique.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews