Saat Rationing, ATB Tak Suplai Air Tangki ke Pelanggan

Saat Rationing, ATB Tak Suplai Air Tangki ke Pelanggan

Ilustrasi.

Batam - Ketersediaan air baku di Dam Duriangkang kian menurun. Kini di spillway permukaan air telah mencapai minus 3,06 meter.

Hal ini membuat Badan Pengusahaan (BP) Batam dan PT Adhya Tirta Batam (ATB) sepakat untuk mengadakan rationing atau penjatahan suply air untuk memperpanjang umur DAM hingga 6 Juli 2020.

"Kami menyampaikan hal ini kepada BP Batam karena dalam perjanjian konsesi disebutkan apabila ketersediaan air baku semakin turun atau tidak cukup maka kami sebagai operator wajib memberitahu kepada regulator. Dan dalam diskusi BP Batam menyarankan itu. Hal ini kami putuskan penuh pertimbangan apabila hingga 15 Maret hujan tidak turun," kata Head of Corporate Secretary PT ATB Maria Jacobus, Kamis (5/2/2020).

Dalam proses rationing kali ini, Maria mengungkapkan ATB hanya akan melakukan bantuan suplai air bersih Rumah Sakit dengan status darurat.

"Yang akan kami berikan prioritas hanya rumah sakit dalam keadaan emergancy karena itu adalah posko sosial sehingga kita harus memberikan perhatian khusus," ujar Maria.

Sedangkan pelanggan lainnya, ATB mengaku tidak bisa melakukan hal tersebut. Alasannya karena yang terdampak sangat banyak yaitu 228.900 pelanggan.

Lanjut Maria, hal ini dilakukan untuk mencegah tindakan diskriminasi kepada pelanggan yang sama-sama terdampak.

"Justru dengan luasnya dampak ini kami tidak memiliki mobil tangki yang cukup. Kami justru berusaha untuk menghindari tindakan diskriminasi karena memilah-milah pelanggan," jelas Maria.

Saat ini diungkapkan ATB hanya memiliki 4 mobil tangki air dengan kapasitas setiap mobil 500 liter atau 5 kubik.

"Dari 1 mobil tangki tidak akan mencukupi memenuhi kebutuhan 1 pelanggan industri. Jika ini dilakukan justru akan menimbulkan chaos yang berujung rebutan dan dikhawatirkan terjadi hal-hal yang tidak diharapkan," terangnya.

Dengan kondisi saat ini diharapkan masyarakat memiliki perilaku toleransi yang tinggi untuk menggunakan air seperlunya dan menyiapkan tampungan air.

"Sikap ini diperlukan karena dikhawatirkan begitu skema penggiliran ini dilakukan, ketika air berjalan yang di hulu membuka kran penampung berlebihan. Sehingga yang diujung juga tidak akan mendapatkan aliran air bersih dengan waktu yang telah ditentukan, yang tadi disampaikan pulih dalam 24 jam atau 12 jam," paparnya.

Dalam hal ini BP Batam juga diharapkan melakukan aksi cepat untuk memastikan kelangsungan hidup DAM Duriangkang dan kondisi DAM jangka panjang.  


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews