Selain Corona, 5 Virus Ini Juga Bikin Batam Heboh

Selain Corona, 5 Virus Ini Juga Bikin Batam Heboh

Ilustrasi.

Sebagai kota industri, Batam juga dikenal sebagai kota wisata. Apalagi kota yang memiliki Jembatan Barelang sebagai ikonnya ini merupakan pintu masuk bagi wisatawan asing. Batam ibarat gerbang wisata turis internasional sebelum mengunjungi lokasi-lokasi eksotik di Provinsi Kepri seperti Natuna, Anambas hingga Tanjungpinang dan Bintan

Batam juga sangat dekat posisinya dengan Singapura. Ribuan turis asing lalu-lalang di beberapa pelabuhan internasional yang ada di Batam.

Posisi Batam-Singapura yang hanya 'selemparan batu' membuat daerah ini cukup intens bersentuhan dengan warga asing. Apalagi Singapura merupakan gateway internasional menuju Batam.

Mewabahnya virus Corona di China, serta dijumpainya beberapa kasus suspect Corona di Singapura dan Malaysia membuat Batam siaga agar penyakit ini tak ikut masuk ke Batam. Pelabuhan dan bandara dilengkapi dengan thermal scanner.

Bahkan Dinas Kesehatan Provinsi Kepri pun menyiagakan 4 RSUD sebagai lokasi rujukan jika ditemukan kasus Corona, dua diantaranya di Batam. Pemko Batam juga sudah menyiapkan lokasi untuk isolasi apabila dijumpai kasus.

Tak hanya Virus Corona beberapa virus-virus lain berskala internasional ini juga kerap membuat Batam heboh hingga meningkatkan kewaspadaan selama ini. Berikut diantaranya:


1. Flu Burung

Flu burung adalah suatu jenis penyakit influenza yang ditularkan oleh burung kepada manusia. Dua jenis virus flu burung, yaitu H5N1 dan H7N9, sampai saat ini menyebabkan wabah di Asia, Afrika, Timur Tengah, dan beberapa bagian Eropa.

Hingga 2017 Batam masih dibikin heboh dengan kasus flu burung saat dikabarkan puluhan ayam peternakan tiba-tiba mati. Setelah mengecek, dinas terkait kala itu meyakinkan kondisi aman dan dipastikan ternak ayam yang mati hanya terjangkit sakit biasa dan hanya ada 2 atau 3 ekor ayam yang mati per harinya.


2. Flu Babi

Flu babi atau swine flu adalah istilah untuk salah satu jenis influenza yang disebabkan oleh virus H1N1. Nama babi atau swine ini muncul karena gen virus penyebabnya mirip dengan virus influenza yang menyebabkan penyakit flu pada babi.

Hal inilah yang terjadi pada saat tahun 2009, yaitu penularan virus influenza A (H1N1) atau dikenal dengan flu babi yang terjadi secara global. WHO menyatakan bahwa pandemi virus H1N1 telah berakhir sejak Agustus 2010. Meski demikian, langkah-langkah pencegahan penyakit ini tetap diperlukan. Salah satunya adalah melalui vaksinasi influenza tahunan.

Di Batam 2009 lalu, seorang ekspatriat asal Singapura yang bekerja di sebuah industri manufaktur elektonik di kawasan Batam Centre pernah dilaporkan sebagai suspect flu babi. Untungnya setelah dilakukan isolasi dan pengawasan rekan-rekan kerja tidak ada yang tertular, apalagi suspect tersebut dinyatakan sembuh setelah itu.


3. SARS

Pada tahun 2003, ribuan tenaga kerja di kawasan industri Batamindo, Batam, menjalani pemeriksaan kesehatan guna menghindari penyebaran penyakit pernapasan akut berat (severe acute respiratory syndrome/SARS) karena banyak tenaga kerja asing.

Kala itu terdapat 1500-an tenaga kerja asing yang umumnya bertempat tinggal tetap di Singapura. Karena itu, manajemen Batamindo memutuskan untuk memeriksa kesehatan ribuan tenaga kerja di kawasan itu, termasuk pekerja asing. Penyakit SARS sempat berkembang di Singapura kala itu.


4. Flu Singapura

Pada 2015, sejumlah anak di Kota Batam Kepulauan Riau menderita penyakit Flu Singapura. Penyakit tersebut dilaporkan menyerang mulut, tangan dan kaki.

Dinkes Batam memastikan penyakit yang berasal dari Negara Jiran itu tidak berbahaya, layaknya flu biasa yang akan sembuh dengan sendirinya, tergantung daya tahan tubuh pasien.

Penyakit itu disebabkan oleh virus yang menyebar melalui sentuhan dan air liur. Penyakit itu memang lebih banyak menyerang anak usia di bawah 12 tahun. Dinkes menyarankan anak yang menderita penyakit Flu Singapura untuk tidak sekolah sampai kondisinya membaik, agar tidak menulari anak-anak yang lain.


5. Demam Babi Afrika

Pada Oktober 2019, mewabahnya penyakit African Swine Fever (ASF) atau Flu Babi Afrika di dua negara seperti Portugal dan China berdampak pada aspek sosial dan ekonomi di Indonesia, tentunya termasuk di Batam.

Virus ASF juga dapat terbawa oleh peternak atau petugas kesehatan hewan yang terkontaminasi seperti sepatu, baju dan lain-lain.

Kepri, khususnya Batam melakukan pengawasan lalulintas komoditas pertanian atau media pembawa dan juga makanan sisa dan sampah dari luar negeri di pelabuhan dan bandara yang sudah di tetapkan. Apalagi sudah jadi rahasia umum pintu masuk yang tidak diawasi atau jalur ilegal di Kepulauan Riau, jumlahnya mencapai ratusan pelabuhan.

Meski sering dilakukan operasi bersama Patuh Karantina yang melibatkan berbagai unsur di pelabuhan, namun lokasi-lokasi tersebut tetap kerap dijadikan lokasi distribusi barang dan orang antar pulau bahkan dari luar negeri.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews