Rekam Jejak Misi Jet Tempur Prancis Rafale Incaran Prabowo

Rekam Jejak Misi Jet Tempur Prancis Rafale Incaran Prabowo

Pesawat Dassault Rafale Prancis. (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf)

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dikabarkan tertarik untuk membeli jet tempur Dassault Rafale buatan Prancis. Tidak tanggung-tanggung, Indonesia berniat memborong 48 Rafale ke Indonesia untuk memperkuat alat utama sistem pertahanan yang digunakan oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Rafale bukan merupakan pesawat baru di dunia dirgantara internasional. Rafale diketahui terlibat dalam banyak misi sejak digunakan oleh angkatan bersenjata Prancis.

Melansir Dassault Aviation, Angkatan Udara dan Laut Prancis telah melibatkan Rafale dalam serangkaian misi di Afghanistan sejak tahun 2006 hingga 2011. Dalam misi itu, Rafale menunjukkan kemampuannya sebagai jet tempur yang handal.

Rafale diklaim tetap sasaran ketika menembak target menggunakan roket modular udara ke darat HAMMER, bom berpemandu laser PAVEWAY, hingga meriam 30 milimeter.

Pada tahun 2011, Rafale juga terlibat dalam misi yang dilakukan angkatan bersenjata Prancis di Libya.

Dalam kesempatan itu, Rafale diklaim melaksanakan seluruh spektrum misi yang dirancang, seperti unggul di udara; presisi menyerang dengan roket HAMMERS dan rudal berpemandu laser; menyerang dengan tepat dengan rudal jelajah SCALP.

Selain itu, Rafale juga melakukan pengintaian, pengawasan, Tactical Acquisition and Reconnaissance (ISTAR), Strike Coordination And Reconnaissance (SCAR).

"Selama konflik Libya, ratusan target seperti tank, kendaraan lapis baja, penempatan artileri, tempat penyimpanan, pusat komando dan sistem pertahanan udara (SA-3 Goa dan SA-8 Peluncur Gecko fixed dan mobile SAM) dipukul dengan akurasi yang menghancurkan oleh kru udara Rafale," tulis laman Dassault Aviation.

Melansir TheDefensePos, Rafale juga sempat melancarkan serangan udara ke terowongan bawah tanah kelompok ISIS di Irak pada Oktober 2019. Tindakan yang dilakukan oleh Rafale merupakan bagian dari misi koalisi sejumlah negara melawan ISIS di Irak dan Suriah yang bernama operasi Chammal.

"Operasi ini dilakukan bersama dan dikoordinasikan dengan elemen lain dari Koalisi internasional. Tujuannya adalah untuk menghancurkan beberapa terowongan yang digunakan ISIS untuk mengirim logistik dan militernya di wilayah ini, " kutip relis angkatan bersenjata Prancis.

Rafale diketahui jet tempur multifungsi karena mampu berpangkalan di daratan maupun kapal induk. Mengutip Aircraftcompare, harga satu pesawat ini mencapai US$115 juta atau setara dengan Rp1,5 Triliun.

Sejauh ini negara yang sudah membeli pesawat Rafale adalah India, Libya, Inggris, dan Swiss.

Rafale dilengkapi dua unit mesin Snecma M88, mesin ini membuat pesawat ini mampu melesat hingga 1,8 mach atau 1.912 km per jam dengan ketinggian puncak, dan ketinggian rendah 1,1 mach atau 1.390 km per jam.

Adapun soal persenjataan, pesawat ini memiliki GIAT 30/719B cannon dengan 125 bulatan hingga rudal nuklir ASMP-A.

(*)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews