Hotel Kontainer Pertama di Singapura Resmi Beroperasi

Hotel Kontainer Pertama di Singapura Resmi Beroperasi

Tampilan luar hotel kontainer pertama di Singapura. (Foto: Channel News Asia)

Singapura - Alihfungsi kontainer menjadi hunian pribadi memang sering terlihat. Namun, jarang kita melihat kontainer dialihfungsikan menjadi sebuah hunian komersial alias hotel.

Sebuah hotel kontainer resmi beroperasi di Singapura pada Jumat (17/1/2020). Hotel tersebut milik Singapura bernama Seah Liang Chiang dan terletak di JTC Lauchpad, kawasan Ayer Rajah.

Dilansir Channel News Asia, tarif menginap di hotel tersebut dibanderol 150 hingga 200 SGD atau Rp 1,5 juta hingga Rp 2 juta per malam tergantung pada musim puncak liburan atau tidak.

"Saya mendasarkan pada tarif yang berlaku di sekitar," kata Seah.

Setiap kamar ber-AC seluas 300 kaki persegi memiliki dua tempat tidur queen, meja belajar, ruang tamu dan ruang makan, dapur, dan kamar mandi.

Kabinnya berdiri sendiri, tidak ada fasilitas khas hotel seperti kolam renang atau lobi.

Sebagai gantinya, para tamu akan memiliki akses ke hotline layanan pelanggan 24 jam yang diawaki oleh Mr Seah atau istrinya. Kamar-kamar juga akan dibersihkan setelah setiap kali menginap.

Tampilan kamar dan fasilitas hotel kontainer di Singapura. (Foto: Channel News Asia)

Untuk membangun hotel kontainer ini, Seah menginvestasikan sekitar 200 ribu SGD atau Rp 2 miliar. Pembangunannya membutuhkan waktu satu tahun untuk mewujudkan hotel ini.

Dia juga berencana menjadikan hotel kontainer ini bisa dipindah ke lokasi berbeda dalam kurun waktu 2 hingga tiga tahun. Tujuannya, agar para tamu bisa menikmati sekaligus menjelajahi setiap sudut Singapura.

Seah membidik kalangan milenial sebagai target konsumen. "Kalangan milenial lebih berani dan mencari pengalaman, bukan hanya akomodasi," ujar dia.

Dia juga berpikir bahwa pelancong bisnis yang bekerja dengan para pemula di daerah tersebut mungkin tertarik untuk tinggal di hotel.

“Banyak orang Singapura akan check-in ke sebuah hotel di Sentosa atau di kota selama akhir pekan sebagai retret akhir pekan. Bagi saya, itu ketinggalan jaman. Saya ingin warga Singapura memiliki masa inap yang unik.

"Bayangkan tinggal di sebuah cagar alam, taman, di pantai, atau di Pulau Serangoon atau Pulau Lazarus," kata Seah, seraya menambahkan bahwa dia tertarik pada tempat-tempat di luar jaringan yang tidak diizinkan beroperasi di hotel tradisional.

JTC Launchpad di one-north ditawarkan dan ia menyewanya hingga akhir tahun 2020, dengan opsi memperpanjangnya untuk tahun berikutnya.

"Saya ingin menunjukkan bahwa Singapura tidak hanya tentang Orchard Road, Chinatown, Sentosa dan Marina Bay Sands," kata Seah.

Launchpad terletak di pusat teknologi Singapura, tempat banyak start-up dan pusat makanan Timbre + menciptakan suasana yang semarak.

Tertarik mencoba?


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews