Tantangan PLN Atasi Kelistrikan di Karimun

Tantangan PLN Atasi Kelistrikan di Karimun

ilustrasi.

Karimun - Membuat wilayah perbatasan Indonesia merdeka dari kegelapan tidak semudah membalikkan telapak tangan. Seperti yang dialami oleh Unit Pelayanan PLN Cabang Tanjung Balai Karimun (TBK), Provinsi Kepri yang terganjal dengan aturan zonasi usaha.

Adanya aturan zonasi ini membuat PLN tidak mampu mengaliri listrik ke semua wilayah Kabupaten TBK. Sebab, zona usaha terdapat perusahaan swasta yang juga ditugasi Pemerintah mengaliri listrik.

Namun permasalahan yang ada sekarang, pihak swasta sama sekali belum menyelesaikan pembangunan pembangkit. Sehingga, zona usaha masih belum 100% terang.

Manager ULP Cabang TBK, Chrisman A Silitonga mengatakan di Kabupaten TBK terbagi menjadi 3 zona usaha, di mana zona 1 dikuasai oleh PT Soma Daya Utama (SDU) dan zona 2 diisi oleh PT Karimun Power Plant (KPP).

"Untuk total pelanggan yang sudah teraliri listrik rata-rata sudah 98% (rasio elektrifikasi), kekurangannya berada di zona teratas atau di ujung karena memang itu zona kelistrikan swasta," kata Chrisman belum lama ini.

Tidak hanya teknis, tantangan PLN mengaliri listrik di wilayah perbatasan RI khususnya di TBK juga berasal dari geografis. TBK sendiri berbatasan langsung dengan Singapura dan Malaysia hanya terpisah oleh Selat Malaka.

Letak TBK yang menjadi pulau terluar membuat pengiriman material pembangkit listrik lebih lama. Sebab, transportasi yang diandalkan hanya kapal yang pengoperasiannya sangat bergantung dengan cuaca.

PLN sendiri sampai saat ini mengoperasikan PLTU Tanjung Sebatak dan PLTD Bukit Corak dengan total kapasitas listrik yang dihasilkan mencapai 35 Mw atau surplus 10 Mw dari beban puncak yang mencapai 28,2 Mw. Adapun, pelanggan yang sudah teraliri listrik PKN berjumlah 46 ribu, di mana 40 ribu merupakan rumah tangga, dan sisanya pelaku industri.

"Ada tantangan tersendiri yaitu peralatan maupun material kita membutuhkan waktu lebih lama dalam pengiriman, kita terus berkoordinasi UP Tanjung Pinang, kita di-support sehingga bisa bekerja baik," jelas dia.

Tantangan selanjutnya, kata Chrisman adalah tanah di TBK hampir seluruhnya mengandung tambang. Sehingga jika cuaca buruk bisa menjadi daya tarik bagi petir. Oleh karena itu menjaga kehandalan pembangkit guna menerangi wilayah perbatasan menjadi fokus PLN.

"Kehandalan jaringan itu harus dipastikan, apalagi TBK wajah Indonesia, dari sisi jaringan kita inspeksi setiap harinya, sehingga tidak menyebabkan padam listrik, dari sisi alam pun kita upayakan pembaharuan jaringan dengan kabel bawah tanah, agar risikonya lebih sedikit," ungkapnya.

(*)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews