Terungkap. Mantan Wasit PSSI Terlibat Mafia Pengaturan Skor Sepak Bola Sea Games 2015

Terungkap. Mantan Wasit PSSI Terlibat Mafia Pengaturan Skor Sepak Bola Sea Games 2015

Nasiruddin, pelaku pengaturan skor sepak bola Sea Games 2015 di Singapura saat ditangkap polisi.

BATAMNEWS.CO.ID, Singapura -PSSI mengungkap sosok Nasiruddin, WNI yang terlibat pengaturan skor (match fixing) pada SEA Games 2015 di Singapura. Ternyata, pria berusia 52 tahun tersebut merupakan mantan wasit sepak bola.

Nama Nasiruddin sontak menjadi sorotan akibat perbuatannya yang tidak terpuji itu. Hanya perlu waktu kurang dari dua bulan, Biro Investigasi Praktik Korupsi Singapura bisa mengungkap namanya sebagai orang yang terlibat pengaturan skor. 

Menurut keterangan tim media PSSI di Jakarta, Rabu (22/7/2015), Nasiruddin adalah sosok yang akrab dengan persepakbolaan Indonesia. Dia pernah menjadi wasit Indonesia dari unifikasi PSSI 17 Maret 2013.

Keterlibatan Nasiruddin dalam praktik match fixing pada SEA Games 2015 ternyata bukan pertama kalinya. Sebab, pada SEA Games 1997 di Jakarta, dia juga terbukti beraksi. Kasus itu juga menyeret nama Djafar Umar yang saat itu menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi Wasit PSSI pada 1998. Dia terbukti menerima suap dan dilarang aktif di sepak bola selama 20 tahun.

Nasiruddin pernah dihukum larangan berkecimpung dalam sepak bola Indonesia selama 10 tahun. Tetapi, ironisnya, mantan wasit tersebut kini terjerat yang kasus sama, dan oleh pengadilan Singapura divonis 30 bulan penjara.

Juru bicara PSSI, Tommy Welly, mengaku senang mendengar kabar pengungkapan kasus Nasiruddin itu. Dia mengapresiasi ketegasan penegak hukum Singapura yang langsung menindak, mengeksekusi, dan menjatuhkan hukuman bagi oknum pelaku pengaturan skor tanpa berlama-lama membiarkan hal itu menjadi isu di masyarakat.

Kasus yang menjerat Nasiruddin terjadi saat pertandingan babak penyisihan SEA Games 2015 di Singapura antara Malaysia dan Timor Leste pada 30 Mei.

Nasiruddin bersekongkol dengan dua orang lain menyuap direktur teknik Timor Leste, Orlando Marques Henriques Mendes, agar kalah dari Malaysia. Imbalannya 11.000 dollar AS dan Malaysia menjadi pemenang dengan skor tipis 1-0.

"Singapura tidak memberi toleransi pada korupsi, dan pengaturan skor dalam bentuk apa pun tidak akan dimaafkan," demikian pernyataan CPIB seperti diberitakan AFP.

Kasus mantan wasit Indonesia yang divonis bersalah oleh pengadilan Singapura itu menambah daftar panjang permasalahan sepak bola Indonesia mengingat Indonesia saat ini masih mendapatkan sanksi dari FIFA.

sumber: antara

 

[snw]

 


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews