Warga Sempat Melihat Darah Mengucur Dari Perut Wiranto

Warga Sempat Melihat Darah Mengucur Dari Perut Wiranto

Menkopolhukam RI, Wiranto dirawat usai terluka. (Foto: ist)

Pandeglang - Warga yang menjadi saksi penusukan terhadap Menkopoluhkam Wiranto mengemukakan pria pelaku penusukan berusia kisaran 30-32 tahun. Sedangkan pelaku perempuan berusia antara 21-23 tahun.

"Kalau cowoknya perkiraan 30 sampai 32 tahun, perempuannya masih muda 21 sampai 23 lah. Pak Wiranto langsung berdarah, langsung dimasukin ke mobil. Terus langsung dibawa ke rumah sakit," kata salah satu warga yang melihat lokasi kejadian Madrohim (27) saat ditemui di lokasi kejadian pada Kamis (10/10/2019).

Saat itu, Madrohim melihat darah mengucur dari tubuh Wiranto, sesaat usai ditusuk oleh pelaku pria.

"Lukanya dada bawah. Pelaku sempet diamankan dan salah satu perempuan sempat berkelahi dengan polisi itu," terangnya.

Kemudian pelaku kedua coba menerobos barisan penjagaan. Namun berhasil dihalau oleh Kapolsek Menes Kompol Dariyanto. Saat dihalau, pelaku wanita sempat melakukan perlawanan kepada Kapolsek sehingga melukainya.

"Kapolsek-nya sampai kena, karena beliau melawan. Ditusuk pakai pisau," jelasnya.

Untuk diketahui, Menkopolhukam Wiranto datang ke Universitas Mathlaul Anwar untuk meresmikan gedung baru kampus tersebut. Namun saat turun dari mobil, Menkopolhukam ditusuk oleh dua orang.

Wiranto mendapatkan perawatan di RSUD Berkah Pandeglang. Kemudian sekitar pukul 14.05 wib, mantan Pangab diterbangkan menggunakan helikopter TNI AU dari Alun-alun Pandeglang menuju Jakarta, untuk mendapatkan perawatan di RSPAD Gatot Subroto.


Polisi: Tak ada istilah kecolongan

Aparat kepolisian sedang mendalami kasus penusukan terhadap Menkopolhukam Wiranto di pintu gerbang alun-alun Menes, Pandeglang, Banten, Kamis (10/10/2019). Polisi membantah telah kecolongan dalam peristiwa ini.

"Tidak ada istilah kecolongan," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri.

Dedi menjelaskan, pengamanan untuk pejabat publik sudah sesuai prosedur. Dalam hal ini, pejabat publik yang hendak bsrinteraksi dengan masyarakat sekitar adalah hal yang lumrah.

"Interaksi pejabat publik dengan masyarakat itu seperti itu, bersalaman, disapa, itu hal yang biasa. Barikade untuk pengamanan kan tetap melekat, ada Pamkatnya dekat sama beliau Panwal juga ada semua. Jadi prosedur pengawalan dan pengamanan pejabat publik sudah ada pengamanan melekat yang istilahnya protektor pejabat tersebut," katanya.

Wiranto ditusuk saat hendak pulang ke Jakarta usai menghadiri acara peresmian Gedung Kuliah Bersama di Universitas Mathla’ul Anwar yang beralamat di Kampung Cikaliung, Desa Sindanghayu, Kecamatan Saketi. Akibat aksi penyerangan itu, Wiranto disebut mengalami dua luka tusukan di bagian perut sebelah kiri.

Kini, Wiranto sudah dirujuk ke RSUD Gatot Subroto, Jakarta seusai sempat dirawat di RSUD Berkah, Pandeglang.

Dalam kasus penusukan ini, polisi telah meringkus Syahril Alamsyah alias Abu Rara dan istrinya, Fitri Andarian. Kini, pasutri yang sudah ditetapkan sebagai tersangka masih menjalani pemeriksaan di Polda Banten.

(*)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews